DENPASAR, balitourismnow.com – Memperkenalkan budaya Bali melalui seni, tari, upacara adat, dan kearifan local itu sudah biasa, bahkan sering dilakukan. Tetapi, kalau mempromosikan keunggulan Pulau Dewata melalui buku ini yang tidak banyak dilakukan.
Karena itu, The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel Mata memperkenalkan budaya Bali ke dunia yang lebih luas melalui sebuah karya buku. Melalui sebuah acara bertajuk “Mata Aksara” meluncurkan buku fiksi berjudul ‘Semua Karena Nirankara’ merupakan karya Andre Syahreza.
“Mata Aksara berkolaborasi dengan Bali Berkisah, Ubud Writer Reader Festival, dan Melali MICE meluncurkan buku,” kata Director of Marketing Communications, Melody Siagian saat konferensi pers di Sutasoma Lounge The Meru Sanur, Jumat 21 Maret 2025.
Melody, sapaan akrannya lalu mengatakan, Mata Aksara ini digelar untuk merayakan budaya Bali agar lebih dikenal dunia melalui sebuah karya buku. “Aksara itu adalah tulisan sedangkan mata adalah mata hati nurani,” jelas wanita yang selalu enerjik ini.
Sambil terseyum ramah, Melody mengaku sudah membaca buku Mas Andre. Ringan, dan mudah dimengerti. Bahkan, dapat sebagai refleksi kehidupan saat ini. Melalui buku ini, bisa menjadi interpretasi Bali dari sisi lain. “Kami berharap mampu mempromosikan Bali dengan cara berkisah,” imbuhnya.

Andre Syahreza memaparkan, buku “Semua Karena Nirankara” ini terinspirasi dari buku “Sukreni Gadis Bali” karya Anak Agung Pandji Tisna tahun 1930. Buku itu, dibacanya pada 2023. “Begitu membaca buku Sukreni Gadis Bali, serasa ada ikatan emosional,” ceritanya.
Ia kemudian membuat versi baru dari buku Sukreni Gadis Bali itu. Ia menulis sekitar 5-6 bulan. Selanjutnya, diproyeksikan menjadi buku dengan proses sekitar 1 – 1,5 tahun. “Nirankara dalam bukunya itu, saya awalnya melihat villa dengan nama itu, ada nuansa Bali dan terasa sakral, juga unik,” ujarnya.
Andre Syahreza mengaku, dalam karya buku ini dirinya sengaja memberikan agar sastra tidak lagi terkesan berat dan menakutkan. Dengan begitu, mudah dipahami generasi muda di jaman ini, dan sastra bisa berkembang, sehingga karya sastra harus terasa lebih ringan.
Maka itu, novel pertama yang dirancang ini, untuk dapat dinikmati Generasi Z. “Dari segi kebahasaan, ringan. Ini memang bukan karya untuk sastrawan, tetapi bagi mereka yang baru memasuki dunia sastra,” ucapnya.
Novel ‘Semua Karena Nirankara” untuk merefleksikan interaksi sosial yang dipengaruhi oleh motif ekonomi, dorongan nafsu, dan relasi kuasa. Cerita bermula dari kehidupan Ni Made Ayu Nirankara, seorang wanita muda pemilik Kafe Bara.
Bersama suaminya yang telah berumur, ia menyusun skenario tak lazim demi menarik lebih banyak pengunjung ke kafe mereka yang sepi di Bali Utara. Rencana mereka pun mengundang berbagai persoalan terkait asmara.
Cerita semakin penuh teka-teki dengan kehadiran Tala, seorang gadis lugu nan cantik, yang direkrut menjadi pramusaji di Kafe Bara. Keberadaannya membuat eskalasi cerita semakin dramatis dan membara.
Peluncuran karya bergenre fiksi ini ditandai dengan penyerahan hard cover buku “Semua Karena Nirankara” dari Andre Syahreza kepada Ny. Putri Koster. [ana]


