DENPASAR, balitourismnow.com – Santrian Art Gallery, Sanur kali ini dihiasi dengan puluhan karya seni lukis beraliran abstrak. Karya lukisan itu lahir dari goresan perupa Tien Hong, seorang alumnus Instiut Seni Indonesia (ISI) Bali tahun 2005, yang telah banyak melahirkan karya.
Dalam pameran tunggal bertajuk “Garis, Warna, dan Ruang” itu, menampilkan sebanyak 28 karya seni rupa. Pameran telah dibuka oleh seniman kenamaan Bali, Made Djirna didampingi Made ‘Dolar’ Astawa mewakili Santrian Art Gallery, Jumat 19 September 2025.
Karya seni rupa di atas kanvas dengan berbagai ukuran itu, tidak merepresentasikan objek atau subjek dari dunia nyata. Karena itu, jika ingin meikmati karya seni itu mesti lebih menekankan pada imajinasi, kemampuan pikiran akan menciptakan gambaran, ide atau pengalaman indah.
“Gagasan mengadakan pameran solo ini berkat dorongan teman-temannya. Sebelumnya, saya sudah pernah beberapa kali mengikuti pameran berkelompok, baik di Bali maupun luar Bali,” kata Tien Hong asal Kintamani ini bahagia.
Seluruh karya lukis yang dipamerkan itu oleh Tien Hong, seakan menuntut para pengunjung memiliki kemampuan pikiran untuk membentuk atau menciptakan gambaran, ide, atau konsep mental yang tidak selalu ada dalam kenyataan.
Pengunjung tidak akan melihat bunga, manusia, binatang, tanah longsor, kritik social, sampah atau pesan lainnya. Hal itu, karena Tien Hong menggarap dari elemen-elemen penting dalam seni rupa itu, yakni garis.
“Karya ini murni menyusun warna agar kelihatan harmonis dan hasilnya bias membuat orang nyaman, tenang dan senang melihatnya. Karya ini ada yang baru, ada pula dari periode sebelumnya, yakni karya tahun 2003 dan 2004,” paparnya.
Tien Hong asal Kintamani mengatku pameran solo ini merupakan kali pertama. Gagasannya, berkat dorongan teman-temannya, saudara dan para seniornya. Sebelumnya, ia sudah pernah beberapa kali mengikuti pameran berkelompok, baik di Bali maupun luar Bali.
Kali ini, ia membawa tema Garis, Warna dan Ruang yang ketiganya merupakan unsur penyusun paling dasar dari seni rupa. “Jadi, tidak ada maksud khusus dari tema tersebut,” tegas Tien Hong sembara mengatakan pameran berlangsung hingga 30 Oktober 2025 mendatang.
Kurator, I Made Susanta Dwitanaya mengatakan, pameran Garis, Warna dan Ruang ini menjadi moment special bagi Tien Hong karena menjadi pameran tunggal pertama dari sekian lama melukis. Sejak awal, lukisan Tien Hong sudah abstrak. Terutama pada masa kuliah.
Maklum, pada masa kuliah, Tien Hong tertarik pada mata kuliah Nirmana, kuliah dasar dalam bidang seni dan desain yang mengajarkan mahasiswa untuk mengolah dan menyusun unsur-unsur visual dasar berdasarkan prinsip-prinsip keseimbangan dan harmoni.
Tien Hong juga sangat dekat dengan alam, pohon, binatang, manusia. Ia bahkan sering mengirim foto ketika berada di hutan, di sungai dan kegiatan lain yang berhubungan dengan alam. Itu membuktikan, ia begitu dekat dengan alam, tetapi tak melahirkan kehidupan dalam karyanya.
“Tien Hong lebih banyak menyerap perasaan-perasaan dalam karyanya, lalu menterjemahkan dalam seni. Apa yang dia cari dan didapat dari alam, adalah harmonisasi dan keseimbangan di tengah rutinitas dan keseharian hidup yang terkadang membawa kejenuhan,” sebutnya.
Kembali ke alam, menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk menemukan ruang jeda itu. Tien Hong memilih berjalan di antara rimbun pepohonan, di sela-sela lebat dedaunan, atau mendaki terjal perbukitan, atau menuruni curam lembah, ketika kejenuhan dan ritme kerja di studio melanda.
“Tetapi ia tidak datang untuk menghafal bentuk dedaunan, atau mengabadikan lengkung horizon di kanvasnya atau menyalin panorama alam ke dalam bidang kanvas. Baginya, alam adalah ruang untuk bernapas, bukan ruang untuk mencatat, layaknya seorang naturalis,” imbuhnya.
Ketika kembali ke studio, yang ia bawa adalah nuansa, ritme, dan gairah artistik tak kasatmata yang memantiknya melukis kembali.
Made ‘Dolar’ Astawa mengatakan pihaknya menyambut pameran tunggal Tien Hong: Garis, Warna, dan Ruang. Dikatakan, pameran ini bukan sekadar memperlihatkan karya-karya abstrak yang indah dipandang, tetapi juga mengajak kita masuk ke dalam ruang batin senimannya.
Itu, sebuah perjalanan dan eksplorasi artistik yang lahir dari perjumpaan intim dengan alam dan kemudian diolah menjadi seni abstrak yang berkonsep pada harmoni atas elemen dasar seni lukis atau nirmana yakni; garis, warna, dan ruang.
“Kami menyambut Tien Hong atas dedikasi dan eksplorasi artistiknya sebagai perupa untuk mempersembahkan karya-karyanya di Santrian Art Gallery Sanur ke hadapan publik seni rupa,” ucap Dolar serius.
Sebagai galeri yang sejak lama berkomitmen menghadirkan karya-karya mutakhir para seniman atau pelaku seni rupa Bali, dipercaya bahwa karya Tien Hong menawarkan lebih dari sekadar estetika visual.
Tien Hong menghadirkan kesegaran, energi, dan konsepsi tentang harmoni yang relevan dengan kehidupan kita hari ini, dimana setiap orang membutuhkan ruang jeda dan ketenangan secara batiniah. “Semoga pameran ini tidak hanya menjadi perayaan seni, tetapi juga pengalaman kontemplatif bagi setiap pengunjung, serta memperkaya khazanah seni abstrak Bali,” harapnya. [ingga]


