GIANYAR, balitourismnow.com – Senang dan bpenuh semangat. Ribuan masyarakat pariwisata mengikuti ajang lari bertajuk “Ubud Run Day 2025”, Sabtu 13 Desember 2025. Ajang lari sebagai langkah strategis untuk membangkitkan dan memperluas potensi pariwisata di Gianyar.
Ubud Run Day 2025 yang menjadi momentum untuk kebangkitan sport tourism itu digelar Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPC Gianyar, dengan dukungan penuh dari Ubud Hotels Association (UHA) itu berlangsung sukses dan sangat meriah.
“Ini momentum kebangkitan sport tourism, di tengah tren global di mana sport tourism (wisata olahraga) sedang sangat diminati, Ubud Run Day hadir bukan sekadar ajang lari, melainkan sebagai etalase potensi wisata Gianyar,” kata Ketua PHRI BPC Gianyar, I Gede Paskara Karilo.
Kegiatan olahraga lari ini dipusatkan di Kampus Mediterranean Bali, Singakerta, menandai sejarah baru sebagai event olahraga masif pertama yang diinisiasi langsung oleh PHRI BPC Gianyar. Ajang lari ini untuk membangkitkan semangat baru dalam menyambut kunjungan wisatawan.
Maka itu, Ubud Run Day 2025 sengaja diselenggarakan sebagai penutup akhir tahun, sehingga mampu membawa semangat optimisme, bahwa pariwisata Gianyar siap menyongsong tahun mendatang dengan wajah yang lebih segar, sehat, dan inovatif.
Sejak fajar menyingsing, ribuan pelari telah memadati venue. Pukul 05.30 WITA, bendera start dikibarkan untuk kategori 10K, disusul pelepasan kategori 5K pada pukul 06.00 WITA. Para peserta kemudian diajak menikmati atmosfer alam yang sejuk.
Tak hanya itu, para peserta juga dapat menyaksikan dinamika budaya masyarakat Ubud yang autentik. Bahkan, berinteraksi secara langsung dengan kearifan lokal terasa kental di sepanjang jalur. Mulai dari start, peserta dilepas dengan semangat tabuhan Baleganjur dari SD 6 Singakerta.
Memasuki area Monkey Forest, pelari disuguhkan atraksi magis Barong dan Celuluk yang kreatif dan penuh ekpresif. Selanjutnya, di kawasan Penestanan, irama Musik Kontemporer menemani pelari menaklukkan tanjakan, menciptakan pengalaman lari yang imersif dan berkesan.
Kemeriahan acara berlanjut pasca-lomba. Area Race Village digetarkan oleh sesi Zumba Massal yang diikuti ribuan peserta. Suasana kemudian bertransisi menjadi penuh makna oleh Yayasan Bakti Senang Hati tampil di panggung menyuarakan pesan inklusivitas dan harapan (Run for Hope).
Mengedepankan kearifan lokal dan kolaborasi komunitas
Salah satu nilai utama yang diusung dalam Ubud Run Day adalah pemberdayaan komunitas. PHRI BPC Gianyar memastikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat dengan menghadirkan stan-stan kuliner dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Singakerta.
Produk-ptoduk UMKM ini kemudian dipasarkan melalui sistem Guarantee Buying, sehingga produk pedagang daerah ludes terjual, membuktikan bahwa pariwisata dapat menyejahterakan warga sekitar.
“Kami berharap Ubud Run Day menjadi sport tourism yang akan menjadi pilar utama daya tarik wisata di Gianyar. Acara ini juga dapat memantik semangat seluruh stakeholder pariwisata untuk terus berinovasi, menutup tahun 2025 dengan optimisme, dan menyambut tahun depan dengan industri pariwisata yang lebih tangguh dan sustainable,” ujar I Gede Paskara Karilo.
Kompetisi yang berlangsung sportif di tengah lanskap menantang Ubud ini melahirkan nama-nama juara yang berhasil mencatatkan waktu terbaik. Untuk kategori 10K (Pria), Juara I diraih oleh Mekri, lalu disusul Sardianus sebagai Juara II dan Agus Satriawan sebagai Juara III.
Kategori 10K (Wanita) dimenangkan oleh Ni Ketut Cita tampil gemilang sebagai juara I, lalu diikuti oleh Septiana dan Dita sebagai Juara II dan III. Kategori 5K (Pria) diraih oleh Amram Nafli, Evan Fredy yang masing-masing sebagai Juara I, II dan Juara III.
Sedangkan untuk Kategori 5K (Wanita) ditempati Desi yang sukses meraih posisi puncak, lalu dibayangi oleh Karlina sebagai Juara II dan Intan hanya mampu di posisi Juara III. “Kesuksesan acara hari ini adalah pijakan awal,” pungkas I Gede Paskara Karilo. [buda]


