News

Libur Akhir Tahun, Pengawasan Operasional Bandara Ngurah Rai Secara Real Time

MANGUPURA, balitourismnow.com – Momen Natal dan tahun baru (Nataru) selalu menjadi musim puncak (peak season). Karena itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk melaksanakan posko angkutan Nataru 2025/2026.

Posko angkutan Nataru ini berasal dari personel PT Angkasa Pura Indonesia selaku operator bandara, juga melibatkan komunitas bandara seperti Airnav Indonesia, TNI Pangkalan Udara Ngurah Rai, Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai, maskapai, ground handling.

Ikut pula Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK), Bea Cukai, Imigrasi, BMKG, para mitra usaha di bandara, serta desa adat dengan total 2 ribu lebih personel gabungan.

“Pengoperasian Posko Nataru adalah bagian dari komitmen perusahaan bersama seluruh stakeholder di bandara dalam menghadirkan pelayanan yang aman, lancar, dan terkendali,” kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab.

BACA JUGA:  Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha Pariwisata: Kunci Menjaga Daya Saing dan Keberlanjutan Bali

Bandara I Gusti Ngurah Rai memprediksi akan dipadati 1,5 juta penumpang. Pengaktifan Posko untuk menjaga perjalanan penumpang tetap nyaman dan lancar. Posko layanan terpadu ini mulai 15 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 berlokasi di area publik terminal domestik.

Selama 21 hari operasional posko, pergerakan pesawat diperkirakan mencapai 9.304 pergerakan atau rata-rata lebih dari 440 penerbangan per hari. Perkiraan peningkatan trafik penerbangan didukung adanya pengajuan 510 tambahan jadwal penerbangan atau extra flight yang akan melayani rute domestik.

Puncak kepadatan penumpang diprediksi terjadi menjelang Natal, yakni 19 Desember 2025 dengan jumlah penumpang yang terlayani sekitar 79.993 orang, sementara puncak arus balik akan terjadi pada Minggu 4 Januari 2026 dengan prognosa trafik sekitar 79.481 penumpang.

Dalam dua hari pertama operasional posko, jumlah penumpang tercatat mencapai 125.806 penumpang atau dalam sehari rata-rata dilalui 62.903 penumpang.

BACA JUGA:  APPBI Gelar ‘Bali Nusra Great Sale 2025’: Festival yang Mendorong Wisata Belanja

Sementara itu, lalu lintas pesawat mencapai 813 pergerakan dengan rata-rata 406 penerbangan per hari, melampaui rata-rata harian 391 pergerakan sepanjang Januari-November. Angka positif ini menunjukkan perlunya pengelolaan dan monitoring layanan yang lebih intensif.

Proses pengawasan operasional bandara dilaksanakan secara real time, termasuk mengantisipasi kepadatan serta memitigasi kondisi cuaca hujan yang berpotensi memengaruhi kelancaran perjalanan dan keselamatan penerbangan.

Kolaborasi lintas unit diperkuat guna memaksimalkan kecepatan dan pelayanan di titik-titik layanan utama (touchpoints), sehingga waktu layanan tetap terkendali khususnya di jam-jam puncak, dimana dimungkinkan terjadi peningkatan trafik penumpang, penerbangan, dan lalu lintas kendaraan.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pada periode Natal dan tahun baru sering terjadi lonjakan trafik. Ini menjadi tantangan yang harus dikelola dengan baik. Sejak beberapa bulan terakhir kami secara intensif berkoordinasi, di internal maupun dengan semua stakeholder terkait.

BACA JUGA:  Setelah Nataru, Bali Siap Hadapi Arus Balik

“Kami ingin memastikan titik-titik layanan dalam kondisi siap, baik dari sisi keandalan fasilitas, kesiapsiagaan personel, insfrastruktur, hingga prosedur,” ujar Syaugi.

Dalam rangka menjaga keteraturan, kami juga mengoptimalkan operasional dan layanan yang berbasis teknologi, yakni melalui sistem airport collaborative decision making (ACDM) dan sistem MOT – manajemen operasi berbasis trafik.

“Sistem ini dapat memprediksi kepadatan penumpang dan memberikan rekomendasi jumlah fasilitas dan personel yang dibutuhkan, sehingga pelayanan dapat tetap terjaga,” jelasnya lagi.

Seperti halnya yang dilakukan di musim puncak liburan, pihak bandara telah menyiapkan langkah mitigasi dan penanganan untuk mengantisipasi berbagai kondisi di luar operasional normal, termasuk potensi kemacetan dan keterlambatan penerbangan. [rls]

Shares: