Hotel

The Apurva Kempinski Bali Gelar ‘The Path to Sustainability Growth 2025’ untuk Pariwisata Hijau

MANGUPURA, balitourismnow.com – The Apurva Kempinski Bali menggelar forum bertajuk “The Path to Sustainability Growth 2025” untuk menegaskan komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan. Hal itu, terungkap pada press conference yang dilaksanakan, Rabu 7 Mei 2025.

The Path to Sustainability Growth 2025 itu berlangsung hari ini (Kamis 8 Mei) yang mempertemukan pemimpin global, pemegang kebijakan, pelaku bisnis dan komunitas untuk bertukar informasi dan ide, serta solusi terbaik untuk keberlanjutan.

Press conference itu menghadirkan General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, bersama Desak Intan selaku Director of Hygiene, Safety and Sustainability serta konsultan bisnis berkelanjutan Alistair Speirs, dan dimoderatori Danti Yuliandari, Brand Consultant.

Ketiga narasumber itu, membagikan pengalaman dan gagasan tentang bagaimana hotel mewah bisa tetap relevan dengan isu-isu global seperti krisis iklim, pengurangan sampah plastik, serta penguatan ekonomi lokal.

BACA JUGA:  ‘Magical Wonders of the World’: Libur Akhir Tahun di InterContinental Bali Resort Jimbaran

Desak Intan mengatakan, untuk mewujudkan keberlanjutan, The Apurva Kempinski Bali kali ini lebih focus dari pada tahun lalu, khususnya lebih pada karbonisasi, mengubah zat organik menjadi karbon atau residu yang mengandung karbon.

“Kami ingin mendapatkan target karbon netral di tahun 2030, makanya untuk karbonisasai tetap kami jalankan. Beberapa usaha yang kami lakukan, mulai dari energy efisiensi hingga mengurangi penghasil sampah plastik,” sebutnya.

Apalagi, sebelumnya The Apurva Kempinski Bali mencatat sejarah sebagai properti pertama di Indonesia dengan sertifikasi resmi dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC) ini. “Maka, kini kembali memperluas pengaruhnya sebagai motor penggerak perubahan,” sebutnya.

Desak Intan menegaskan, melalui forum tersebut, The Apurva Kempinski Bali tidak hanya merumuskan strategi keberlanjutan, tapi juga mempraktikkannya secara langsung lewat berbagai program berbasis partisipasi publik.

BACA JUGA:  ‘Ngabuburit di Garden’: Buka Puasa Bersama dan Halal Bi Halal di Harris Hotel & Residences Sunset Road Bali

“Bagi kami, acara sangat penting, karena menjadi titik temu bagi pelaku industri, pemerhati lingkungan, komunitas dalam mengakselerasi transformasi menuju praktik pariwisata yang bertanggung jawab dan inklusif,” ungkapnya.

Desak Intan menegaskan, hotel ini telah mengambil berbagai langkah konkret, mulai dari penyediaan air minum isi ulang, penghapusan kemasan plastik sekali pakai, hingga penggunaan material ramah lingkungan untuk alat makan dan kebutuhan harian.

“Kami bahkan mengajak tamu untuk terlibat langsung dalam konservasi lingkungan melalui kegiatan penanaman mangrove. Dari sini, wisatawan tidak hanya menikmati Bali, tapi juga turut menjaga kelestariannya,” sebutnya.

Untuk penanaman 1.000 mangrove akan kembali dilakukan pada Juni dan Juli nanti berpusat di Pantai Kedonganan. Penanaman mangrove akan dilaksanakan ada 2 – 3 kali di tahun 2025 ini. “Kami berencana mengajak tamu, dan komunitas untuk menyelamatkan lingkungan,” ujarnya.

BACA JUGA:  Path to Sustainable Growth 2025: Gerakan Berkelanjutan Kolaborasi Lintas Industri di The Apurva Kempinski Bali

Dalam kegiatan ini, menjadi fokusnya mengajak semua orang untuk meng-experian, untuk mendapatkan pengalaman sendiri, bagaimana menanam mangrove, dan cara menyelematkan lingkungan secara langsung dan UpToDate.

Acara The Path to Sustainability Growth 2025 mengundang Wakil Menteri Wakil Menteri Pariwisata Indonesia, Ni Luh Puspa. “Kami berharap apa yang dilakukan The Apurva Kempinski Bali menginspirasi banyak orang dan hotel untuk melakukan gerakan yang sama,” harapnya.

Kegiatan ini mendukung program Bali Bersih Sampah yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Bali, hotel ini juga aktif menyesuaikan operasionalnya agar selaras dengan visi Bali sebagai destinasi hijau.

Namun, transparansi dan pelibatan masyarakat adalah dua faktor penting dalam keberhasilan program berkelanjutan. “Ini bukan sekadar proyek Corporate Social Responsibility (CSR) atau pencitraan. Kami ingin menciptakan budaya sadar lingkungan di sektor pariwisata,” tegasnya.

BACA JUGA:  ‘Restful Retreat’: Paket Spesial Nyepi di ARTOTEL Sanur – Bali

Lalu, Alistair Speirs menekankan perlunya kolaborasi antar-sektor untuk menciptakan solusi yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara sosial dan ekonomi.

“Forum seperti ini bisa menjadi katalis untuk memperkuat sinergi antara swasta, pemerintah, dan komunitas,” pungkasnya. [ana]

Shares: