TABANAN, balitourismnow.com – Larut dan berbaur. Masyarakat local dan wisatawan domestik maupun mancanegara benar-benar berbaur pada pembukaan Tanah Lot Art & Food Festival #6 yang berlangsung di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) setempat, Jumat 22 Agustus 2025.
Sejak sore, kawasan DTW yang menawarkan keindahan sunset dan keunikan Pura Tanah Lot itu dipadati pengunjung. Mereka seakan tak mau melewatkan momen yang hanya datang setahun sekali itu. Meski Tanah Lot selalu menawarkan kegiatan budaya, namun festival ini pasti menarik.
Pembukaan Tanah Lot Art & Food Festival #6 itu diawali dengan Tari kebesaran Tabanan, Jayaning Singasana AUM. Setalah itu, Wabup I Made Dirga yang mewakili Bupati Tabanan membuka festival dengan membunyikan Okokan.
Pembukaan festival diawali dengan prosesi budaya yang memikat. Barungan gamelan tradisional Bali berbahan kayu, Okokan dimainkan penuh semangat. Gadis-gadis kemudian bergerak ritmis menari menabur bunga wangi. Ibu-ibu PKK berbusana nuansa putih dengan sikap panganjali.
Masih dalam gemuruh suara okokan, Wakil Bupati (Wabup) Tabanan, I Made Dirga bersama undangan lainnya berjalan di tengah-tengah barisan ibu-ibu PKK itu. Langkahnya kemudian dihentikan penari Hanoman (kera putih), Sugriwa (kera merah) dan Nila (kera hitam).
Lima pasang Jegeg Bagus Tabanan kemudian mendekat lalu mengalungkan bunga kepada Wabup Dirga itu. barisan pejabat lalu melangkah mengikuti barisan penari pendet dan dikawal Penari Hanoman, Sugriwa dan Nila menuju wantilan yang terletak dekat pantai.
Sampai di depan gapura, barisan terhenti karena disambut dengan Tari Prayajana Samudrasya Adiswara, karya pertunjukan bermakna persembahan, pengorbanan terhadap kekuatan samudra atau laut dengan keagungan menuju kesejahteraan, keharmonisan dengan kekuatan.
Tari ini diiringi gamelan bleganjur jimbe yang didukung Komunitas Hari Dwipa Gamelan Group. Suara gamelan itu menggelegar dalam konsepsi kehidupan menuju kebesaran keagungan dan kemuliaan Tanah Lot. Tari ini memberi suasana berbeda DTW yang terkenal dengan sunset itu.
“Saya atas nama pribadi dan selaku kepala daerah, memberikan apresiasi atas diselenggarakannya event festival Tanah Lot ini yang menampilkan tradisi, budaya, dan kuliner tradisional. Ini tentu turut mampu meningkatkan perekonomian, khususnya masyarakat sekitar,” kata Wabup Dirga.
Kehadiran masyarakat saat itu begitu antusias. Mereka memadati kawasan acara memberi warna tersendiri dalam mendukung event budaya besar yang mengangkat potensi daerah, baik dari segi seni maupun ekonomi kreatif dengan tema tahun ini “Parajyana Samudrasya Adiswara”.
Tema itu memiliki makna persembahan dan pengorbanan terhadap kekuatan samudra menuju keharmonisan, keagungan, dan kemuliaan Tanah Lot. Itulah yang menjadikan DTW yang menawarkan panorama sunset dan aura kesucian pura di tengah laut itu.
Selama lima hari penuh, mulai 21–25 Agustus 2025, festival ini akan menampilkan beragam pertunjukan bernuansa seni, budaya, dan tradisi adat Bali. Mulai dari parade budaya, tari-tarian, hingga festival musik yang dipersembahkan oleh puluhan desa se-Kabupaten Tabanan.
Tak hanya itu, pengunjung juga dimanjakan dengan festival kuliner yang menghadirkan aneka makanan lokal serta pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kesenian yang menampilkan kreativitas masyarakat.
Festival ini yang setiap tahun ke tahun semakin inovatif. Pura Tanah Lot telah dikenal luas hingga ke mancanegara sebagai destinasi wisata ikonik. Hal ini diharapkan harus terus dipertahankan, dan adanya festival tanah lot ini mampu menjaga nilai-nilai tersebut.
“Pura ini berdiri di atas batu karang besar yang menjorok ke laut dan saat air pasang, pura terlihat seolah-olah terapung. Pura dengan arsitektur khas Bali ini didukung dengan keberadaan Pura Batu Bolong, Batu Mejan, dan pura-pura lainnya yang ada di sekitar kawasan pantai,” imbuhnya.
Dengan mengambil tema ‘Prayajana Samudrasya Adiswara’, Wabup Dirga berharap Pura Tanah Lot sebagai Kahyangan Jagat tetap dijaga taksu dan kesuciannya, sehingga bisa memberikan berkah bagi masyarakat yang mencari nafkah di wewidangan Pura Luhur Tanah Lot.
Hal ini sesuai dengan visi Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Tabanan, Tabanan Era Baru, Aman, Unggul dan Madani (AUM).
Wabup Dirga juga menyampaikan pesan dan harapan Bupati, agar festival ini kedepannya bisa berkembang menjadi event pariwisata berskala internasional. Event-event pariwisata yang benar-benar mampu menarik wisatawan mancanegara dan domestic diharapkan selalu ada di Tanah Lot.
“Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, Tanah Lot Art & Food Festival #6 tahun ini dipastikan menjadi momentum penting dalam menguatkan pariwisata Tabanan,” pungkas Wabup Dirga.
Festival ini menghadirkan parade seni, budaya dan “legenda kuliner” khas Tabanan. Festival akan berlangsung selama lima hari, hingga 25 Agustus 2025. Festival ini, menampilkan beragam suguhan menarik, mulai dari pertunjukan seni dan budaya Bali.
Termasuk musik modern dan lagu pop Bali, parade gebogan, klinik kuliner, lomba fruit & vegetable carving, serta tatanan aera dekorasi dan spot foto. Tidak ketinghalan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) lokal ikut memeriahkannya.
Kehadiran IKM dan UMKM ini sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan. Maka tak heran, setelah dibuka, masyarakat memburu berbagai stand-stan kuliner, termasuk spot-spot foto yang bertebaran di kawasan DTW di Desa Beraban – Tabanan itu.
Festival ini menyajikan beragam pertunjukan seni tradisional dan modern, pameran karya kreatif, hingga deretan kuliner yang memanjakan lidah. Setidaknya, 75 stand kuliner dari UMKM lokal ikut meramaikan acara, menghadirkan cita rasa autentik Bali khususnya Kabupaten Tabanan.
Kuliner tetap diangkat sebagai ikon utama festival. Jenis kuliner itu, tentu yang melegenda dan digemari masyarakat tempo dulu, khususnya di Tabanan. Kuliner tersebut, seperti Penyon dan Serapah yang dikemas dalam sajian Boga Bali Lawas.
Sajian kuliner Bali tempo dulu yang kini kuliner langka dan sulit ditemukan karena nyaris hilang ditelan jaman. Festival ini kembali menampilkan makanan langka dan favorit seperti tempo dulu. Sajian kuliner itu benar-benar diangkat secara khusus pada festival ini.
Pengunjung juga terpesona dengan parade gebogan, selain parade seni dan musik yang memperkuat identitas Tanah Lot sebagai destinasi wisata kelas dunia. Spot-spot foto instagramable dikemas dengan sentuhan budaya Bali akan menjadi daya tarik.
Maka itu, Tanah Lot Art & Food Festival #6 bukan hanya sekadar hiburan, namun juga menjadi ajang pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat lokal. Di samping lebih memperkenalkan Tanah Lot sebagai destinasi spiritual dan wisata alam, serta pusat kreativitas seni dan kuliner Bali. [buda]


