DENPASAR, balitourimnow.com – Anda pecinta seni? Simaklah pameran karya berajuk “Campus Week 2025”, menyajikan karya-karya menarik, unik dan kekinian dari mahasiswa dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Bali.
Pameran yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISI Bali ini berlangsung di Gedung Nata Citta Art Space ISI Bali selama seminggu, mulai Senin 21 Juli hingga 27 Juli 2025. Karya yang disajikan, merupakan hasil pembelajaran yang digarap khusus untuk pameran itu.
“Pameran Campus Week 2025 menyajikan hasil dari pembelajaran mahasiswa, juga dosen untuk berkarya memberikan tauladan kepada mahasiswa,” kata Dr. Dra. Ni Made Rai Sunarini, M.Si, peserta pameran disela-sela pembukaan, Senin 21 Juli 2025.
Pameran ini sebagai ajang ini sebagai sebuah pembelajaran seni yang sangat lengkap. Mereka tak hanya berkarya lalu memajangnya, tetapi juga terlibat langsung dalam mengelola pameren tersebut. Selain menyiapkan karya, mereka juga menyiapkan tempat, mengundang pengunjung, dan mengatur sajian hingga berlangsung lancar dan sukses.
Pameran bertajuk “Akasa Jagat Prabha”, artinya Dari Langit Harapan Menuju Cahaya Perubahan memajang karya-karya terbaiknya. Karya mereka ini seakan menjadi bukti pembelajaran, dan menunjukkan hasil karya yang telah dikerjakan.
Masing-masing Prodi menghadirkan karya terbaru, terdiri dari satu karya dosen dan satu karya mahasiswa. Karya seni yang disajikan tak hanya dibuat dan digarap untuk mengikuti pameran ini, tetapi juga sebagai sajian yang terbaru.
Maka, ini benar-benar menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempresentasikan hasil belajar mereka kepada audiens yang lebih luas. Mereka adalah Wayan Raditya (karya Kotak Amplop dengan Hiasan Barong Genetik), Egia El Misyeri (Perubahan itu Tidak Menakutkan).
I Putu Dimas Wirayuda (Jagat Kalisangara), Dr. Dra. Ni Made Rai Sunarini, M.Si (Tea Set Rama Sinta), I Nyoman Pasek Tri Patra Jasa (Arimbi Atmaja), Dr. Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi, S.Sn., M.Erg (Endek Vira: Kreasi kebaya Wanita Modern dengan sentuhan Elegan Kain Endek Bali).
I Komang Try Adi Stanaya (To Infinity), Fransiska Kathleen Paula Gus (Nemu Laku), Lutgarde Ranera Silaen (Cahaya Baru), Ni Komang Fitriani (Re-Karya Bali), Wilson Benaya Kusumadjaya dan Putu Excel Stevhen Courbot (Mandala of Existence).
Angga Alfian Suryo (Prabha Ring Sarira), Khalisa Ammara Harris (Pages Beyond Extinction), Neisya Azzahra (The Descent Of Light), Dra. Ni Made Purnami Utami., M.Erg (Pesona Pagi), Drs Gede Yosef Tj. M.Si (Tiga Penari).
Putu Excel Stevhen Courbot (The Star – Arcana Mayor), Ni Kadek Arum Sanjiwani (Je jak), Adelia Febriana Kesuma, Theresia Safica Kusuma, Anilia Fransiska, Emelia Putri Widiyawati (Jejak Waktu dan Peradaban), Winona Brunnhilde A.Tambunan (Laskar Pelangi).
Rio Abdullah (Berkah di Ruang yang Gelaр), I Made Adi Prabawa (Benih Cahaya Angkasa) I Gede Ari Widia Utama Pucangan (Adaptation), Tania Syakira, Ni Komang Ayu Mega Suadnyani, Luh Made Daramita H. Winanta, Ni Putu Galuh Rani Shanty (Asmara Medeni), Martha (The Bloom Beside Her), dan Fakih Topaz Sudrajat (Memories).
Karya Made Rai Sunarini ini menjadi perhatian pengunjung. Karya seni bertajuk, Tea Set Rama Sinta yang berada di atas meja beralas kain hitam itu memang menarik hati. Putih warna teko (tempat menyimpan dan menuangkan minuman) dan cangkir bergambar Wayang Kamasan.
“Saya mencoba melestarikan seni lukisan Wayang Kamasan melalui media keramik atau porselen melalui karya seni tradisi. Keramik itu memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai perlengapan upacara, benda pakai dan sebagi benda pajang atau dekorasi,” paparnya.
Dirinya menonjolkan lukisan wayang kamasan, tetapi diterapkan pada keramik porselen. “Tema gambar yang diangkat adalah Rama dan Sinta yang melambangkan keabadian, cinta kasih dan saling memperhatikan,” paparnya.
Demikian pula karya Desain Mode (busana) dari Dr. Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi. Dosen Desain Mode ini menyajikan karya berjudul “Endek Vira”, kreasi kebaya wanita modern dengan sentuhan Elegan Kain Endek Bali.
“Endek Vira merupakan sebuah karya busana kebaya wanita modern berbahan brokat yang memadukan keanggunan kebaya kontemporer dengan keindahan tradisi Bali melalui penggunaan kain Endek sebagai elemen utama pada bagian bawahan,” jelasnya.
Desain kebaya ini mengusung konsep elegan minimalis, dengan siluet ramping dan memiliki detail modern seperti kerah berbentuk kotak atau square neck yang memberikan tampilan rapi dan elegan, serta potongan lengan panjang yang memberi kesan dinamis dan feminin.
“Kebaya ini berbahan kain brokat berwarna ungu keabu-abuan atau mauve yang dipadukan dengan lace bordir bunga di bagian bahu kanan berwarna senada yang dihiasi payet atau manik-manik kecil yang berkilau untuk menonjolkan keindahan motif,” paparnya.
“Kami berharap, pameran Campus Week 2025 diselenggarakan setiap tahun karena ini merupakan hasil dari pembelajaran mahasisa, juga seorang dosen untuk berkarya memberikan tauladan kepada mahasiswa,” pungkas Ni Made Rai Sunarini dan Ida Ayu Kade Sri Sukmadewi kompak. [buda]


