TABANAN, balitourismnow.com – Pameran bertajuk “Liana Reverie: Vivid Colours” di Nuanu Creative City, tak hanya menyajikan karya seni yang indah, tetapi lebih dari itu. Karya-karya itu sebagai sebuah perayaan hubungan antara alam dan imajinasi.
Pameran di Nuanu Creative City, sebuah kawasan kreatif seluas 44 hektar itu, menghadirkan 23 seniman dari Bali hingga Kalimantan untuk pameran kolektif terbaru yang menjelajahi hubungan antara manusia, alam, dan imajinasi.
Pameran berlangsung di Labyrinth Art Gallery dari tanggal 8 November 2025 – 20 Januari 2026. Ini kolaborasi antara Labyrinth Art Gallery, LucyDream Art, dan Philo ArtSpace, menekankan komitmen Nuanu untuk kolaborasi antar dunia seni dan perkembangan budaya di Bali.
“Seniman-seniman yang mengeksplorasi harmoni antara manusia dan alam adalah sesuatu yang sangat dekat di hati kami.” kata Lev Kroll, CEO of Nuanu Creative City, Jumat 7 November 2025.
Pameran ini membawa 23 seniman dari Jawa, Bali, dan Kalimantan untuk merayakan semangat ini, dan mereka adalah: A.M. Dante, Aly Waffa, Andi Sules, Anthok S, Aris Suantara, Ayu Murniati, Egy Alfandy, Ermy Herfika, Holy, I Ketut Putrayasa, I Nyoman Sujana Kenyem.
Ada pula, Irena Adre Isabella, Keke Kendisan, Made Gunawan, Moelyoto, Ni Komang Atmi Kristiadewi, Ni Wayan Sutariyani, Putu Adi Suweca, Rangga Pamungkas, Reza Olitalia, Rezzo Masduki, Tatang B.Sp, and Tommy F. Awuy.
“Ini menjadi landasan nilai kami bahwa kreativitas dan kekayaan ekologi harus bersinergi, dan seni adalah medium yang dapat menjaga integritas budaya, menciptakan kesadaran dan memperkuat semangat kolaborasi yang merupakan inti Nuanu secara keseluruhan,” ujar Lev Kroll.
Pameran Liana Reverie: Vivid Colours hadir sebagai refleksi kolektif tentang bagaimana manusia dapat menemukan tempatnya kembali dalam alam semesta, melalui warna yang hidup (vivid colours), material organik, dan mengartikan kembali apa itu ketergantungan.
Setiap karya seni menciptakan dialog antara imajinasi dan kekayaan alam, memberikan nafas segar dalam ruang galeri. Liana adalah tumbuhan merambat berkayu yang bisa ditemui di hutan tropis, dalam konteks ini dipakai sebagai metafora untuk hubungan dalam ekosistem.
Pameran ini menginterpretasikan simbol ini untuk menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, layaknya Nuanu yang berakar pada lanskap alam yang diekspresikan secara artistik, dan diperkuat dengan hubungan antar manusia.
“Kami dengan bangga mempersembahkan karya dari para seniman kami dalam pameran kolektif ini di Labyrinth Art Gallery, bekerja sama dengan Jati Nusa Lestari yang sudah lama berkolaborasi dengan kami,” kata Amalia Ahmad, Founder of Philo ArtSpace.
ameran ini untuk mengekspresikan visi dalam menyatukan seni, alam, dan kemanusiaan. Seni dapat membangun kesadaran dan menciptakan perubahan, kerja sama ini mendukung inisiatif Jati Nusa Lestari dalam memberdayakan komunitas dan melindungi alam semesta.
“Lebih dari sebuah pameran, bagi kami ini adalah sebuah gerakan, di mana kreativitas menjadi bensin akan kepedulian dan hubungan dengan Bumi,” sebutnya.
Alexa Genoyer, Founder, LucyDream Art mengatakan, partisipasi ini mencerminkan kepercayaan bersama bahwa seni adalah ekspresi terhadap emosi, cahaya, dan koneksi, sebuah cermin untuk merefleksikan hidup itu sendiri.
“Kami dengan bangga mengikuti pameran ini bersama Labyrinth Art Gallery untuk mendukung para seniman yang berkarya untuk menjelajahi keharmonisan dan perubahan ritme alam yang selalu berganti,” ujar Alexa Genoyer.
Liana Reverie: Vivid Colours mengajak pengunjung untuk diam sejenak dan melihat betapa seringnya tanaman hidup terabaikan dalam konteks modern dan bagaimana kita bisa terhubung kembali untuk menciptakan keseimbangan, keterhubungan, dan kolaborasi.
Dalam dunia yang sangat cepat, pameran ini menawarkan ruang untuk melambat, memaknai setiap warna yang keluar, dan memperbaiki hubungannya dengan alam semesta.
Bagi Nuanu, setiap pameran seni adalah eksplorasi bagaimana seni menghubungkan manusia dengan dunia yang terus berubah, dan dalam edisi ini bertujuan untuk mendengarkan cara alam berbicara, kemudian diterjemahkan oleh manusia melalui kreativitas.
Liana Reverie: Vivid Colours mengekspresikan kepercayaan Nuanu bahwa seni tidak terpisah dengan alam, tapi justru bergerak bersama ritme kehidupan, menyuarakan komitmennya untuk membentuk masa depan seni budaya di Bali. [rls]


