News

Perupa Heroe Soewarno, Pamerkan ‘Soul Art’ di Balimoon Art Space

GIANYAR, balitourismnow.com – Bali yang kaya budaya, memang selalu memikat juga menginspirasi. Karena itulah, perupa asal Surabaya Heroe Soewarno menggelar pameran tunggal di Balimoon Art Space, Kemenuh – Gianyar. Karya lukis itu, hasil dari pengalamannya di Bali.

Pameran kali ketiga di Ubud, dan merupakan pameran tunggal pertama bertajuk “Soulart: Turn by Love into Heroe Soewarno’s Art Journey” itu menyajikan 40 karya lukis di dalam kanvas dan kertas, serta beberapa karya patung. Tak hanya indah dan menghibur, tetapi juga sarat filosofi.

Pameran dibuka oleh Ni Wayan Sri Ekayanti, S,Sos.,MM., Minggu 9 November 2025, dan akan berlangsung selama sebulan, hingga 9 Desember 2025. Pembukaan pameran berlangsung akrab, dengan penampilan Tobi and Friends live acoustic dan Poetry Reading oleh Ayu Mumiarti.

Pameran ini menampilkan lukisan dan patung dari kacamata seorang Heroe Soewarno sebagai penelusuran perjalanan secara emosional, maupuan spiritual serta mengajak semua untuk bersama menjelajahi perasaan abstrak saat imajinasi dan instrosfesi bertemu dalam sebuah karya.

BACA JUGA:  IHGMA Bali Anugrahkan ‘ITLS Award 2025’ Kepada Djoko Moeljono Sebagai Tokoh Media

Heroe Soewarno, seorang engineer dan advokat itu menyajikan perjalanan kebatinannya dan spiritual lewat karya seni di kanvas itu. Karya tersebut lebih banyak menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, serta hubungan manusia dengan sesamanya.

“Soul Art adalah refleksi perjalanan batin. Bagaimana kita menafsirkan hidup, memaknai hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam. Setiap karya adalah catatan rasa yang tak selalu bisa diucapkan dengan kata-kata,” kata Heroe Soewarno.

Karya seni tersebut dipajang di ruang utama, tepat di depan ketika pengunjung memasuki areal Art Space itu. Karya seni itu ada yang bergaya realis dan suryalis yang mencerminkan perjalanan dan pengalamannya selama empat tahun tinggal di Pulau Dewata.

“Karya-karya ini merupakan hasil dari perenungan dan cerminan jiwa saya yang diwujudkan ke dalam seni lukis dan patung. Perjalanan rasa batin saya mengenai hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama,” jelasnya menjelang pembukaan pameran itu.

BACA JUGA:  Angkat ‘Ambeking Paramartha’: Denpasar Kite Festival IX Digelar di Pantai Mertasari, Sanur

Salah satu karya berjudul Katarismos, menyajikan lukisan tangga panjang dan tinggi, lalu disampingnya ada sebuah jam dinding besar. Lukisan ini menggambarkan, setiap orang mempunyai perjalanan hidup yang hampir sama, namun sampai diakhir akan berbeda.

Tingginya tangga perjalanan dan jam sebagai roda perjalanan sangat menarik dan sarat pesan. Ketika waktu perjalanan sampai di penghujung, masing-masing orang akan memiliki perjalanan yang tidak sama. Karehna masing-masing memiliki karmanya sendiri.

Karya patung Heroe Soewarno di pameran “Soul Art” /Foto: buda

Satu karya menceritakan orang yang memiliki latar belakang gelap atau tidak baik-baik, namun karena pertobatannya yang tulus dan sungguh-sungguh, sehingga mendapatkan pengampunan. “Pengampunanya diberikan jika benar-benar melakukan perbuatan tobat yang sungguh-sungguh,” jelasnya.

Di ruangan ini juga terdapat beberapa karya patung yang menggambarkan suasana dan harapan di kehidupan ini. Itu Ada patung setengah manusia berkepala srigala yang mengingatkan pada kelemahan manusia. Patung Gatotkaca Hijau diharapkan mewujudkan kebenaran di jaman ini.

BACA JUGA:  Desainer Bali, Lenny Hartono Tampil di Malaysia Fashion Week: Promosikan Bali Lewat Fashion

Sedangkan ruang di bagian depan, dekat lobi Balimoon Resto itu menyajikan karya-karya yang temanya berhubungan dengan seni budaya Bali. Beberapa diantaranya ada Barong Bangkal sebagai penjaga budaya dan tradisi yang ada di desa-desa di Bali.

Barong Bangkal dan aktivitas Ngelawang ini menarik, sehingga ia selalu menggali melalui tulisan-tulisan serta mengamati secara langsung di lapangan. “Saya bukan menyajikan keindahan saja, tetapi ingin menyampaikan makna yang menyentuh diri saya,” aku Heroe polos.

Di ruang itu juga ada karya lukisan berjudul “Tajen”. Konon, ia yang baru sekitar 4 tahun tinggal di Bali, belum sempat menyaksikan tajen secara langsung. Tetapi, ide lukisan itu terinspirasi dari membaca tulisan yang menginspirasi. Baginya, tajen itu memiliki makna filosofi kesatria

Sementara di ruang atas, Heroe menyajukan karya-karya lukis di atas kertas berupa sketsa. Karya ini juga menarik, dan menawarkan makna mendalam. Karya-karya ini, hasil dari sebuah perenungan atau cerminan jiwa yang diwujudkan dalam karya seni.

BACA JUGA:  Calon Pemimpin Belajar Mengatasi Sisi Gelap Kepemimpinan

Heroe menegaskan, istilah Soul Art atau seni jiwa sebagai tema dari pameran ini, mengacu pada karya yang merupakan repleksi mendalam dari hasil pengalaman, emosional, keyakinan serta perjalanan spiritual dari dirinya sebagai seorang seniman.

“Seni jiwa menekankan proses kejujuran, serta ketulusan seseorang seniman dalam menggunakan seni sebagai bahasa kebenaran saat menstranformasinya ke dalaman sebuah karya,” ungkap Heroe.

Heroe Soewarno lahir di Bondowoso, 20 November 1964. Ia mulai mendalami seni secara serius sejak tahun 2001, setelah sebelumnya memiliki latar belakang pendidikan arsitektur dan bekerja sebagai advokat.

Bagi Heroe, melukis bukan sekadar keterampilan visual, melainkan proses penyelaman batin yang panjang. “Melukis adalah perwujudan mimpi yang tertunda. Karya bukan hanya imajinasi pribadi, tetapi sesuatu yang saya hidupkan melalui goresan,” ujarnya. [buda]

Shares: