Art & Culture

Workshop Konten Digital di Bulan Bahasa Bali VII: Cara Meningkatkan Kegemaran Generasi Muda Menggunakan Bahasa Bali

Jika kreatif dan konsisten Media Sosial (Medsos), seperti kartu nama adalah untuk memperkenalkan punya usaha atau kegiatan yang bisa mendatangkan uang. Tentu didasari dengan kemampuan komunikasi agar mampu menarik orang menonton konten di medsos.

Hal itu dikatakan Konten Kreator Kadek Puja Astawa alias Hai Puja ketika menjadi pembicara pada Kriyaloka (Workshop) Produksi Konten Digital Kreatif dan Edukatif antuk Basa, Aksara dan Sastra Bali serangkaian Bulan Bahasa Bali VII, Senin 3 Pebruari 2025.

Workshop yang berlangsung akrab itu digelar di lantai bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali. Pada saat itu, juga menghadirkan Ni Putu Ayu Suangningsih dari BASAbali Wiki sebagai narasumber dan dimoderatori Gek Diah Desi Santana dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa.

Puja Astawa melanjutkan, cara dalam membuat konten itu sangat sederhana. “Kita menonton aja konten orang lain, lalu dipelajari terus, lantas membuat dengan gaya kharakter seperti yang kita punyai, itu dilakukan,” ungkapnya tersenyum ramah.

BACA JUGA:  Peringati HUT Ke-29, Komunitas Seni Galang Kangin Gelar Pameran 'Metastomata' di Neka Art Museum

Menurutnya, memang perlu proses yang berulang-ulang, mulai dari video pertama hingga video ke sepuluh pasti akan ada perbedaan. “Kunci lain adalah konsisten. Ingat, tidak sedikit para pegiat medsos mampu menghasilkan cuan dari pembuatan konten digital,” sebutnya.

Puja Astawa kemudian mencontohkan, missal cara membuat banten cara membuat sambal atau yang lainya. Semua itu ditonton kegiatan mereka. Selanjutnya, dipraktikan kemudian rekam, lama-lama akan terbiasa.

“Ini yang kita tak sadar, bahwa dari konten digital itu bisa jadi ada orang yang memesan atau membeli, bahkan menjadi pelanggan tetap. Nah, kalau sudah begitu siapapun bisa mendapatkan penghasilan,“ tegas pria yang sering tampil di medsos ini.

Pria yang kocak ini kemudian meminta, dalam pembuatan konten harus dibuat menarik, mewah, kreatif, dan yang utama kemampuan komunikasi yang baik akan membuat peluang yang lebih luas di jagat maya.

BACA JUGA:  Ogoh-ogoh di THE 1O1 Bali Fontana Seminyak: Atraksi Wisata Lestarikan Seni Tradisi Bali

Para kreator harus menentukan siapa target penonton, apakah kalangan anak-anak, ibu-ibu rumah tangga atau siswa, sehingga harus menyesuaikan konetnya. “Kalau konten anak, ya buat untuk anak-anak. kuncinya jangan malu, dan harus konsistensi,” lanjutnya.

Selanjutnya, Ayu Suangningsih lebih banyak membahas soal persiapan sebelum mengikuti lomba konten kreator dalam ajang Bulan Bahasa Bali VII ini. Para peserta diingatkan untuk memperhatikan konsep pembuatan yang baik dan benar.

“Ada beberapa tahapan dalam membuat konten itu, misalnya video pembukaan, isi dan penutup harus jelas. Paling penting adalah tematik yang menarik, semuanya dibahasakan dengan jelas, sehingga bisa dimengerti oleh penonton,“ jelas Suangningsih.

Panitia Bulan Bahasa Bali VII, Agung Wiriawan membenarkan, kalau workshop ini sebagai persiapan yang nantinya dijadikan bahan untuk para peserta dalam lomba membuat konten digital kreatif atau edukatif basa, aksara dan sastra.

BACA JUGA:  Legong Gaya Peliatan Tampil di Paris Expo Tahun 1931, Promosi Bali di Luar Negeri

Jumlah peserta yang hadir pada acara workshop ini sebanyak 100 orang dari berbagai kalangan, diantaranya mahasiswa, penyuluh, dan masyarakat umum. “Bagi mereka yang ikut lomba akan mengumpulkan karya konten dan wajib menggunakan Nahasa Bali,” sebutnya.

Karya itu, lanjut Agung Wiriawan lalu diunggah dalam medsos, seperti IG dan akan ditutup pada 10 Februari 2025. “Kami berharap penyelenggaraan workshop ini dapat meningkatkan kemauan dan kegemaran generasi muda dalam menggunakan bahasa Bali,” harapnya.

Artinya menggunakan bahasa Bali sebagai sarana dalam membuat konten-konten di media sosial. “Dengan begitu, pelestarian dan pengembangan Bahasa Bali akan dapat berjalan dengan baik,” jelas Agung Wiriawan mengakhiri pembicaraannya. [BTN/ana]

Shares: