JEMBRANA, balitourismnow.com – Belakangan ini, Pariwisata Bali sering kali dikaitkan dengan isu overtourism. Jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Dewata dianggap melebihi kapasitas destinasi. Padahal, kunjungan wisatawan belum merata hingga ke Bali Barat.
“Kondisi pariwisata di Bali Barat sangat sepi. Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata Jembrana bisa dihitung dengan jari,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restroran (PHRI) Jembrana, I Gede Sukadana, Senin 16 Maret 2025.
Saat ini, kunjungan wisatawan yang jumlahnya tak terlalu banyak itu berasal dari Eropa yang menyukai alam dan budaya khas Jembrana yang masih asri. “Jembrana memiliki destinasi unggul, namun belum begitu banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali Barat ini,” ucapnya.
Gede Sukadana menegaskan, sebaran wisatawan di Bali yang harus menjadi prioritas pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Hal itu, tentu dilakukan bekerjasama dengan pelaku pariwisata, sehingga tepat sasaran.
Terlebih lagi dengan adanya efesiensi anggaran dari pemerintah pusat yang sangat berpengaruh terhadap kunjungan di kawasan Jembrana. Sejak kebijakan itu diterapkan, mulai Januari hingga pertengahan Maret ini terjadi penurunnya jumlah kunjungan di Bumi Makepung itu.
“Kalau dibandingkan pada tahun lalu dalam periode yang sama terjadi penurunan kunjungan wisatawan hingga 50 % sampai 60%. Karena kondisi itu, kami sudah melakukan efisiensi biaya operational hotel,” aku Gede Sukadana polos.
PHRI Jembrana yang memiliki anggota yang terdata sebanyak 110 hotel itu, dengan rata-rata okupansi hotel sebanyak 25% saja. “Kami harap kepada pemerintah yang memiliki kebijakan agar menjaga Ajeg Bali dan Taksu Bali, karena pariwisata Bali tidak dalam baik-baik saja,” ucapnya.
Jembrana memiliki destinasi unggul, namun belum begitu banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. “Promosi destinasi mesti terus dilakukan, namun jangan hanya mempromosikan yang itu-itu saja, sehingga daerah lain dengan destinasi yang dimiliki tak terdengar suaranya,” usulnya.
Kalau melakukan promosi, tentu saja harus di kemas dengan baik dan disesuaikan dengan target market yang sasar. Kalau promosi di Kabupaten Jembrana mesti di check list dari sisi adat, seni dan budaya. Termasuk destinasi wisata yang layak di kunjungi harus dipromosikan.
Dengan melakukan check list, maka promosi akan bermanfaat dan tidak menghabiskan dana yang banyak pula. “Bali memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang menjaga destinasi-destinasinya. Ini yang mesti disentuh kalau berpromosi,” usulnya. [ana]