Life style

Menguji Kemampuan Para Pencinta Seni Hiasan Industri Kopi Latte di Bali Lewat Latte Art Competition

Isa Rofifa Adam, terpilih sebagai pemenang Latte Art Competition di PADI Restaurant & Bar Canggu, Sabtu 30 November 2024. Pekerja pariwisata di sebuah restoran dan bar di kawasan Ubud itu berhasil sebagai Juara I yang mengalahkan 31 peserta yang ikut berkontestasi saat itu.

Juara II dan III masing-masing diraih I Gede Yuda Mahendra dan I Made Alya Dwi Prayana yang mendapatkan hadiah uang tunai serta piala dan sertifikat. Untuk Juara I menerima uang tunai sebesar Rp 2.500.000, Juara II sebesar Rp 1.500.000 dan Juara III sebesar Rp 1.000.000.

“Wah, senang dan bangga rasanya. Saya tak menyangka bisa keluar sebagai Juara I. Ini adalah hadiah ketiga dari lima kali lomba Latte Art yang saya ikuti,” kata Adam sapaan akrabnya usai menerima hadiah ysai lomba itu.

Pada saat lomba itu, semua peserta tampak bersemangat mengikuti ajang itu. Saat mereka mendapatkan giliran tampil, mereka tak pernah ragu. Mereka menunjukan kemampuan menggambar dengan tema dan indah di atas latte itu.

BACA JUGA:  Utama Spice: Bawa Esensi Alami Bali ke Dunia dengan Patchouli untuk Misi Bermakna

Dua peserta maju bersamaan pada babak penyisihan untuk adu kemampuan membuat latte art. Peserta yang kalah langsung gugur, sementara pemenangnya melaju pada babak selanjutnya. Begitu seterusnya, sehingga akhirnya mendapat empat perserta yang tampil dalam final.

Salah satu team juri Latte Art, Nyoman Suweca, SE, CRMH mengatakan, para peserta dalam lomba latte art ini memiliki talenta yang luar biasa. Mereka mampu menunjukkan teknik-teknik baru dalam seni membuat hiasan kopi latte.

“Kemampuan para peserta ini menjadi kompetensi tersendiri bagi mereka sehingga menjamin modal awal untuk bisa bekerja maupun wirausaha ke depannya,” tambah Nyoman Suweca yang juga adalah Ketua Barista Bali ini.

Nyoman Astama menyerahkan hadiah kepada pemenang/Foto: ist

Perwakilan Manajemen PADI Restaurant & Bar, Nyoman Astama mengaku senang melihat antusias anak-anak muda mengikuti ajang kreatif ini. Baik laki-laki ataupun perempuan, mereka memiliki bakat yang luar biasa. Membuat latte art saat ini menjadi tren.

BACA JUGA:  SMARTFREN RUN 2025: Ajang Lari Bergengsi Padukan Olahraga, Budaya dan Gaya Hidup

“Di luar negeri, kopi Indonesia sangat terkenal. Namun di Bali, kopi lebih banyak dikenal di industri pariwisata, sepertu di beberapa otlet, kafe-kafe, warung kopi yang belakangan sudah mulai menjamur,” ungkap Nyoman Astama.

Kemampuan dari latte artis ini memang menganggumkan. Kehadiaran mereka di sini, merupakan anak-anak muda yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan teman-treman mereka lainnya. “Semua yang datang sudah menjadi juara untuk dirinya sendiri,” sebutnya.

Ajang ini untuk memberikan sumbangsih kepada pariwisata Bali dan Indonesia secara umum. “Acara ini menunjukan aktivitas parwisata di Bali yang memang terus berkembang untuk membentuk dan memberikan argumentasi bahwa Bali memang layak dikunjungi,” tambahnya.

Secara terpisah pemilik PADI Restaurant & Bar Canggu, Made Yeskhiel, mengharapkan kegiatan lomba seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin untuk terus meningkatkan keterampilan para penekun barista di Bali.

BACA JUGA:  Nuanu Fun Run, Merayakan Gerakan Sebagai Gaya Hidup

Ketua Panitia, Putu Harumi mengatakan, Latte Art Competition adalah dalam rangka mendorong dan memotivasi para talenta muda barista di Bali untuk berkreasi dalam menunjukkan kompetensi mereka dalam seni hiasan kopi latte.

Jenis gambar yang dibuat didalam latte itu juga berbeda-beda dalam setiap babak. Jika awalnya membuat daun, namun pada babak berikutnya membuat gambar lebih sulit, yakni wajah manusia. Walau, demikian, para peserta mampu membuatnya, sehingga lahir pembuat latte art terbaik.

Menariknya, lomba seni membuat hiasan kopi latte menjelang akhir tahun 2024 ini memang diwarnai kreativitas. Acara yang dimulai pukul 10.00 WITA itu, memang untuk menguji kemampuan para pencinta dan pelaku seni hiasan industri kopi latte di Bali.

“Banyak talenta muda berbakat yang tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kapasitas dan kapababilitasnya. Lomba Latte Art ini menjadi ajang untuk mempersembahkan hasil karya terbaik mereka,” jelas Putu Harumi yang juga sekretaris IFBEC Bali itu.

BACA JUGA:  Bali Wedding Fair di The Meru Sanur: Pertama dan Terbesar di Bali dan Diikuti 102 Vendor

Sebanyak 32 peserta berasal dari berbagai kalangan, seperti siswa SMK dan mahasiswa sekolah tinggi vokasi pariwisata, pekerja industri restoran dan bar, rumah barista serta peserta umum (publik) yang tampil dengan gaya serta teknik mereka masing-masing. [BT/*/ita]

Shares: