GIANYAR, balitourismnow.com – Sudah sempat mengunjungi pameran bertajuk ‘Inner Sacred Alchemy’? Pameran Tunggal Sherry Winata bertajuk ‘Inner Sacred Alchemy’ menjadi daya tarik bagi wisatawan baik domesik maupun mancanegara.
Sejak dibuka pada Minggu 20 Juli 2025, pameran yang digelar G3N Project bekerjasama dengan Museum Puri Lukisan ini langsung mengundang para pecinta seni. Bagaimana tidak, karya seni berupa lukisan dan patung itu menjadi sebuah sajian seni indah yang sarat pesan.
Karya itu menjadi semakin menarik, karena menggunakan aneka media berbeda, seperti batuan, mineral, kristal, resin, dan glitter. Bahan itu, tidak hanya menjadi elemen fisik, tetapi juga mediator energi yang menjembatani manusia dengan semesta.
Maklum saja, Sherry seorang seniman asal Bandung, merupakan sosok multidisiplin yang intens menjalankan kegiatan sebagai pelukis, pematung, guru meditasi, penyembuh dengan sound healing, serta praktisi spiritual.
Pada saat pembukaan pameran itu, Gubernur Bali Wayan Koster memberi sambutan yang dibacakan Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Bali I Wayan Sumarajaya mengatakan, pameran ini seolah mengulang sejarah masa lalu yakni dipilihnya Ubud sebagai lokasi perjumpaan budaya.
Termasuk tempat berpadu serta bertemunya beragam gaya dan teknik seni lukis. Karena itu, Gubernur Koster berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut sebagai wahana interaksi dan dialog budaya dengan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman baik dari segi teknik, gaya, maupun konsep kekaryaan masing-masing.
“Saya mengapresiasi konsistensi Museum Puri Lukisan yang sejak berdirinya menjadi wadah pelestarian seni lukis tradisional Bali sekaligus wahana pertemuan dan interaksi kreatif para seniman lintas generasi, lintas daerah, dan lintas negara,” katanya.
Gubernur Koster juga menyebut peran Tjokorda Gde Agung Sukawati dari Puri Agung Ubud bersama Walter Spies, Rudolf Bonet, dan I Gusti Nyoman Lempad mendirikan Pita Maha pada 1936 yang membawa pembaruan gaya dan gerakan seni yang semangatnya masih dirasakan hingga kini.
Apresiasi pun diberikan terhadap pameran ini, dan berharap dapat memberikan manfaat untuk memperkaya khazanah kebudayaan Bali. “Karya Sherry yang memadukan seni lukis dengan kontemplasi diri dan spiritualitas sejatinya sejalan dengan kehidupan berkesenian di Bali,” pujinya.
Lukisan Bali bukan hanya merupakan benda seni, tetapi di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur yang sarat pesan religius dan spiritual. Begitu pula semangat para seniman di Bali yang dalam berkarya selalu dilandasi nilai-nilai tersebut, sehingga menghasilkan garis, warna, dan karyanya menjadi hidup dan berkharisma yang disebut dengan ‘metaksu’.
Penglingsir Puri Agung Ubud yang menaungi Museum Puri Lukisan, Tjokorda Gde Putra Sukawati mengatakan, karya Sherry yang meditatif sangat tepat dipamerkan di Ubud yang memiliki vibrasi spiritual dan menjadi destinasi wisata healing.
“Kami berharap warga Ubud tetap menjaga getaran spiritual tersebut dengan aktivitas adat, tradisi, dan keagamaan seperti yang telah dilakukan para leluhur,” harap pria yang biasa disapa Tjok Putra ini.
Tjok Putra mengaku kagum terhadap karya-karya Sherry dengan perpaduan warna-warna indah yang teduh dan menenangkan. “Sherry berani mengungkapkan batasan-batasan dalam hidup dengan mengekspresikan secara bebas di atas kanvas, dan hasilnya sangat menyentuh pemirsanya,” ucapnya.
Pujia juga datang dari, Cynthia Riza, istri Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha Djumaryo yang mengatakan, dari pengalamannya mempunyai suami seorang seniman membuatnya bisa merasakan energi yang hangat dan kuat dari karya-karya Sherry.
Di balik keindahan karya Sherry terasa adanya ketulusan dan kejujuran dari seorang ibu yang selalu melihat orang lain dari sisi positif karena rutin melakukan olah spiritual dan meditasi. Maka tak heran keindahan jiwanya tercermin dalam karyanya yang begitu menyentuh.
“Saya melihat kelembutan sekaligus kekuatan, keindahan sekaligus kedalaman yang misterius dan inner beauty yang menarik,” kata Cynthia saat menyampaikan kata sambutan.
Suaminya, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, hanya hadir saat konferensi pers sehari sebelumnya dan tidak hadir dalam pembukaan pameran karena menghadiri suatu acara bersama Presiden Prabowo Subianto di Solo.
“Saya berharap para seniman, khususnya perempuan Indonesia, bebas berkarya dan berekspresi, bebas mengambil peran di mana pun berada, dan para ibu agar terus mendorong putra-putrinya mencintai seni budaya serta mendukung penuh jika anaknya memiliki minat di bidang seni,” ujarnya.
General Manager G3N Project Andry Ismaya Permadi mengatakan, telah beberapa kali memamerkan karya Sherry karena keunikan karya abstraknya yang menggunakan material khusus memadukan warna, bentuk, simbol, dan pola untuk mengekspresikan persepsinya tentang berbagai dimensi dan frekuensi alam semesta.
Andry menyebut G3N Project yang didirikan pada 2023 juga aktif berkolaborasi dengan sejumlah seniman terkemuka untuk berkontribusi terhadap perkembangan seni rupa Indonesia dan membawanya ke ranah global.
Sedangkan Kurator Asmujo J Irianto menambahkan Sherry merupakan figur menarik dalam konstelasi seni rupa kontemporer Indonesia karena tidak lahir dari lembaga pendidikan seni.
“Sherry seorang seniman yang titik balance-nya luar biasa, dia memiliki rasio, emosi, intuisi, dan spirit. Ini menarik karena kemudian karya-karya Sherry akan berlaku seperti rasa yang dimiliki oleh para pemirsanya,” ujarnya.
Asmujo menyebut karya Sherry tidak untuk dibaca narasinya melainkan dirasakan dengan pengalaman batin masing-masing pemirsa. “Jadi seperti judulnya Alkmia Batin, seni rupa memang sangat dekat dengan yang batiniah, tapi karya Sherry menuju jalur visual yang kuat dan dekat dengan dimensi spiritual,” ungkapnya.
Pembukaan pameran ‘Inner Sacred Alchemy’ dihadiri Ketua Umum Forum Silaturrahmi Keraton Nusantara Brigjen Pol (Purn) Dr.AA. Mapparessa yang juga Karaeng Turikale VIII Maros Sulsel, Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV, Sultan Indragiri Tengku Parameswara, Firman Mudhaffar Syah dari Kesultanan Ternate, Ahmad Jazuli dari Keraton Kasepuhan Cirebon serta 14 pengageng puri se-Bali. [ana]


