Kuliner

Ejji Coffee dan Bakmi Dua-dua Dipromosikan di Sanur Village Festival Ke-17

Ejji Coffee dan Bakmi Dua-dua menu yang banyak dipilih oleh pengunjung Sanur Village Festival ke-17 di Pantai Mertasari, Sanur, Bali. Selama lima hari, 16 – 20 Oktober 2024. Maka, tak heran penjualan menu ini sesuai dengan target pencapaian, terkadang juga di atas target.

“Awal peminatnya adalah market lokal, anak muda, dan ABG. Tetapi, setelah masuk ke Sanur jadinya mix market, tourism. Pagi sampai siang market kita bule. Dari siang ke malem market kita lokal yang nongkrong sambil ngerjain tugas,” kata Owner Trisna, Minggu 20 Okrober 2024.

SVF merupakan ajang untuk membranding dan mempromosikan produk. Tidak sedikit produk dan brand yang ‘meledak’ setelah mengikuti SVF. Maka dari itu, SVF bisa menjadi ajang mengangkat produk lokal dikenal masyarakat luas termasuk masyarakat Internasional.

Termasuk produk lokal Ejji Coffee dan Bakmi Dua-dua ini. Produk ini sudah menjadi program untuk disajikan di SVF ke-17. Hal itu dilakukan, karena ingin mengangkat brand lokal ke dunia internasional. Sanur memang sebagai tujuan wisaatawan mancanegara disamping domestik.

BACA JUGA:  Selesai Aktivitas Wellness, Santap Menu Sehat dengan Pemandangan Hijau di FuramaXclusive Ubud

Ejji Coffee yang pertama kali mengikuti SVF merupakan brand franchise yang berasal dari Surabaya. Produk Ejji Coffee ini sudah banyak diketahui, terutama anak-anak muda. Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini merupakan brand kopi kekinian.

Menunya adalah Ejji Coffee, matcha latte, brown sugar. Uniknya meski berasal dari Surabaya, namun konsep yang ditawarkan adalah minum kopi ala Jepang. “Bukan kopi dari Jepang, tetapi local. Konsep interior bangunan dan nama-namanya lebih ke Japanese,” imbuhnya.

Menurut Trisna, Ejji Coffee menggunakan bahan lokal yaitu kopi arabika, diambil dari petani dari seluruh Indonesia, menjadikan cita rasa kopi ini juga unik. Range harga juga merakyat di kisaran Rp 20 ribu, sehingga dapat dijangkau segala level.

Sementara Bakmi Dua- dua juga merupakan produk lokal yang dikembangkan dengan sistem franchise. Trisna menuturkan bahwa franchise ini merupakan besutan anak muda. Berawal dari pandemi Covid-19 yang mendorong anak muda tersebut menciptakan mie sendiri.

BACA JUGA:  Manaw Bali: Berani, Indah, dan Otentik Thai di Jantung Petitenget

“Ternyata pasar menyambut antusias. Sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini telah ada 3 yaitu di Sanur, Denpasar, dan Ubud. Benar-benar diminati, mungkin karena harganya reasonable mulai dari Rp20ribuan, jadi semua kalangan bisa masuk,” ucapnya.

Trisna mengaku, dari mengikuti SVF ini, ia mendapatkan gambaran bahwa bakmi ini sangat diminati bahkan sebelum pukul 09.00 pm telah habis terjual. “Kita benar-benar ingin menampilka produk- produk lokal namun rasanya internasional,” ujarnya.

Sambil menyapa para pelanggannya, Trisna berkata, “Lewat SVF ini kita juga ingin branding. Outletnya di Sanur ya g belum setahun, peminatnya juga masuk di market kita”. [BT/*/lan]

Shares: