Mercure Kuta Beach Bali mengusung tema ”Bali Tempo Doeloe” pada perayaan Tahun Baru 2025. Suasananya, seperti di tahun 1990-an, dimana kesenian Bali tradisional dipentaskan di hotel diperkenalkan kepada para tamu hotel.
Segala hiasan menggunakan bahan-bahan local yang biasa digunakan masyarakat Bali saat melaksanakan upacara. Mulai dari menggunakan ambu (daun enao yang muda), klangsah (daun papaya yang dianyam), serta pipid (anyaman dari janur) serta lainnya.
Menariknya, pas bunga dibuat dengan menggunakan binga hidup ditambah dengan hiasan berbahan janur yang ditatat seperi jejehitan (rasana banten). Belum lagi sajian seni tradisi Maka tak heran, wisatawan yang hadir benar-benar mendapatkan suasana budaya Bali yang kental.
“Mercure Kuta Beach Bali merayakan Tahun Baru 2025 bertajuk “Bali Tempo Doeloe”, tema yang mengajak para tamu untuk merayakan pergantian tahun penuh makna, sambil menyelami kekayaan budaya Bali yang autentik,” kata Hotel Manager, Pantri Arini, Selasa 31 Desember 2024.
Tema “Bali Tempo Doeloe” itu tidak sekedar sebuah perayaan, tetapi juga kampanye kreatif untuk menghidupkan nilai Cinta Bali, Cinta Tanah Air.
Pagelaran kisah epik Ramayana menjadi perhatian, menghadirkan nilai-nilai luhur seperti cinta, pengorbanan, dan perjuangan demi kebenaran.
Kisah Ramayana, yang berasal dari bahasa Sansekerta, menggambarkan perjalanan Sri Rama dalam menyelamatkan sang istri, Sita, dari Rahwana.
“Melalui seni tari, musik, dan penceritaan yang mendalam, perayaan ini menjadi sarana untuk mengapresiasi dan melestarikan budaya Bali yang kaya dan penuh arti. dari generasi ke generasi,” terang Pantri
Sebagai bagian dari pengalaman ini, setiap tamu akan menerima gelang Tridatu sebagai souvenir khusus. Gelang Tridatu dalam budaya Bali memiliki tiga warna – merah, putih, dan hitam – yang masing-masing mewakili kekuatan ilahi yaitu Api, Udara, dan Air.
“Elemen-elemen ini adalah fondasi kehidupan, tak terpisahkan dan esensial, melambangkan keseimbangan, harmoni, dan aliran kehidupan.pengingat akan pentingnya menjaga harmoni dengan alam semesta dalam setiap langkah kehidupan,” imbunya.
Tidak hanya melalui seni dan simbol, penghormatan terhadap alam semesta juga tercermin dalam sajian kuliner tradisional yang disiapkan khusus untuk acara ini. Jaje Uli dan Jaje Begina, dua jenis kudapan khas Bali dihidangkan sebagai bentuk rasa syukur kepada alam semesta.
“Jaje Uli, dengan tekstur lembutnya, melambangkan kehangatan keluarga, sementara Jaje Begina, yang berbahan dasar kelapa, menggambarkan kemurnian dan kesederhanaan hidup,” paparnya.
Pantri mengaku ingin perayaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sebuah pengalaman yang menggugah hati, mengingatkan kita akan pentingnya cinta terhadap budaya dan alam.
“Melalui tema ‘Bali Tempo Doeloe,’ kami mengajak semua tamu untuk menyambut tahun baru dengan semangat baru, yang penuh makna dan inspirasi,” ujarnya bersemangat.
Menurutnya, dengan mengangkat budaya lokal sebagai inti perayaan, maka Mercure Kuta Beach Bali berharap dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap tamu. “Ini, sekaligus memperkuat kecintaan terhadap Bali dan Indonesia,” tutupnya. [BT/lan]