Peduli lingkungan dan berbagi kepada sesama sudah menjadi tradisi bagi Monarch Bali Dalung, sebagai lembaga pendidikan dibidang pariwisata. Mengawali tahun 2025, acara sosial bertajuk “Jalinan Kasih” dilakukan di Yayasan Sayangi Bali dan Panti Asuhan Dharmajati II Denpasar.
“Kami selalu memberikan uluran kepada Panti Asuhan sebagai bentuk jalinan kasih kami kepada saudara-saudara yang membutuhkan,” kata Direktur Monarch Bali Dalung I Putu Rucita, SE., MM., CHT disela-sela kegiatan sosial, Sabtu 25 Januaru 2025.
Menurutnya, kegiatan sosial ini rutin dilakukan setiap tahun sebagai sumbangsih dari Yayasan Widhi Sastra Nugraha sebagai Pembina dan mengayomi ke lima Monarch yang ada di Bali. Di samping itu, juga melibatkan alumni yang sudah bekerja di industry dan brighters (mahasiswa).
Kegiatan ini, membantu sesama dalam bentuk barang berupa sembako, yang terdiri dari beras, minyak goreng, susu, sabun untuk di Panti Asuhan Dharmajati II, serta minyak telon, sabun, sabun cuci dan peralatan bayi lainnya untuk di Yayasan Sayangi Bali.
Menurut pria enerjik ini, dalam setahun akan mengunjungi panti asuhan sebanyak dua kali. “Sesungguhnya kegiatan jalinana kasih ini kami satukan dengan acara Valentine, tetapi mengingat terlalu banyak kegiatan, maka acara ini dimajukan,” akunya polos.
Kegiatan sosial sudah dilakukan sejak berdirinya Monarch Bali Dalung, sekitar tahun 2009. Ini menjadi kegiatan sosial yang mengunjungi panti asuhan atau panti werda. Selain itu, setiap minggu melakukan bakti sosial di tenpat destinasi wisata di daerah Tabanan dan Badung.

Bakti sosial itu diwujudkan dalam kegiatan bersih pantai atau destinasi wisata yang melibatkan para mahasiswa dalam setiap minggu. “Ini kegiatan sosial tak hanya sekali besar, tetapi dilakukan secara rutin dan berkesinambungan,” imbuhnya.
Melalui kegiatan sosial ini, Putu Rucita berharap, lembaga ini nantinya ikut melaksanakan proses pendidikan melalui doa. “Doa mereka, menjadi dukungan bagi kami dalam mengoperasikan lembaga ini untuk melahirkan generasi yang bisa bersaing di dunia hospitality,” harapnya.
Putu Rucita mengaku, sampai saat ini Monarch Bali Dalung telah melahirkan 16 ribuan tenaga kerja pariwisata yang handal. Monarch Bali Dalung adalah kampus perhotelan dan kapal pesiar yang notabene lulusannya sudah ada di seluruh dunia.
Lulusan Monarch Bali Dalung banyak diterima di industri, baik itu bekerja di kapal pesiar mewah ataupun di hotel. Kampus ini memiliki 5 jurusan, terdiri dari Sertifikat (Level) 3 merupakan program satu tahun dengan keahlian Waiting/Waiter, Bartender, Housekeeping, Cockery/Culinary, dan Front Office.
Sementara sertifkat IV dengan program 2 tahun memiliki Divisi Makanan dan Minuman (DMM) serta Divisi Akomodasi Kamar (DAK). “Sekarang ini telah menerima sekitar 400 pendaftar, kami berharap masyarakat Bali ikut ambil peran untuk Bali,” pungkasnya.
Ketua Yayasan Widhi Sastra Nugraha, Ketut Sudama mengatakan, para mahasiswa yang lulus telah memiliki keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan industri. “Pembelajaran sini sangat sesuai dengan kebutuhan industry. Karena itu, setiap membuat kurikulum selalu mengundang dan melibatkan industry,” paparnya.
Maka itu, lulusan Monarch Bali Dalung sesuai dengan kebutuhan pasar. Buktinya, lulusan anak-anak kami selalu diterima oleh industry. Apapun kebutuhan industri sudah disiapkan di masa perkuliahan,” imbuhnya.
Lalu, terkait dengan kegiatan sosial ini, Sudama menegaskan, ini sangat terkait dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. “Kami selalu mendukung kegiatan Monarch Bali Dalung, baik dari sisi pelatihan, SDM atau program pengembangan lembaga ini,” paparnya. [BT/lan]