Profil

IHGMA Bali: Gerakan Ekonomi Bali dengan Menggunakan Produk Lokal

MANGUPURA, balitourismnow.com – Berbanggala menggunakan produk lokal. Memanfaatkan produk lokal itu, dapat mendukung perekonomian lokal, membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkembang, menyerap lapangan pekerjaan, dan paling penting melestarikan budaya itu mencerminkan kearifan lokal yang menjadi kekuatan Pariwisata Bali yang sesungguhnya.

Karena itu, Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali sangat mendukung Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 99 Tahun 2018 Tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Bahkan, jauh sebelum itu member IHGMA pun telah melakukan kerjasama untuk memanfaatkan produk lokal di hotel.

“Kami di IHGMA yang bergerak dibidang perhotelan menyambut baik dan mendukung adanya Pergub No. 99 Tahun 2018 tersebut. Sebab, itu dapat menggerakan ekonomi lokal. Masyarakatnya yang diberdayakan, sehingga apapun yang ada di Bali bisa digunakan oleh setiap hotel,” kata Ketua IHGMA DPD Bali, Komang Artana, Kamis 6 Maret 2025.

Saat ini, IHGMA memiliki sebanyak 270 member yang sebagian besar, bahkan hampir semuanya memakai memanfaatkan produk lokal, mulai dari sayur-mayur hingga buah-buahan. Sebab di setiap pertemuan-pertemuan apapun yang menjadi tujuan pemerintah, seluruh member selalu diberikan informasi terkait kebijakan pemerintah.

BACA JUGA:  Menjadikan Pariwisata Lebih Bermakna dan Bermanfaat bagi Masyarakat Bali!

Artana menegaskan, kalau semua hotel menggerakan produk lokal, maka pergerakan ekonomi Bali akan sangat cepat. “Namun, yang diharapkan oleh hotel dari Pergub itu, adalah produsen apapun itu baik beras, telor, sayur, buah-buahan dan lainya, harus juga bisa memenuhi standarisasi yang dibutuhkan hotel,” harapnya.

Hotel membutuhkan buah-buahan setiap hari untuk memenuhi pelayanan kepada para tamunya. Selain melon, papaya, nenas, dan pisang yang rutin dibawa ke hotel. Sementara buah-buahan lain, seperti mangga, jambu, manggis, sotong, salak merupakan buah musiman. “Lantas, bagaimana cara menjaga kualitas buah-buahan itu agar terus bisa masuk ke hotel?” tanyanya.

Maka itu, Artana berharap kepada pemerintah untuk memastikan kepada setiap produsen lokal, harus dapat memenuhi standarisasi dan berkesinambungan yang memang diperlukan oleh hotel. “Maka itu, pemahaman seperti itu yang perlu diberikan kepada produsen, sehingga semua produk lokal bisa masuk ke setiap hotel,” usul General Manager Cross Bali Breakers ini serius.

Kalau untuk menentukan standarisasi itu, sesungguhnya dapat dilakukan oleh pemerintah. Maka pemerintah perlu memiliki pelaksana tugas di lapangan yang betul-betul memastikan standar yang diberikan oleh hotel dipahami oleh produsen. “Dalam Pergub itu, paling tidak 30% menggunakan produk lokal. Lalu, bagaimana kalau 30% itu tidak tercapai,” ucapnya.

BACA JUGA:  Sejak 1996, ARMA Museum & Resort Telah Gunakan Produk Lokal

Maka lanjut Artana, temuan-temuan yang dilakukan oleh pengawas sebagai perpanjangan tangan pemerintah bisa melakukan sidak, untuk finding mencari temuan, artinya tidak untuk menyalahkan. Mungkin bisa saja ditemukan kualitas produk yang tidak sesuai kriteria hotel, sehingga penemuan-penemuan ini disampaikan oleh pelaksana di lapangan kepada pemerintah.

Pelaksana itu, mungkin saja dari Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, dan dinas lain yang berhubungan dengan produk pertanian, termasuk dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Perumda ini yang kemudian mengumpulkan produk, lalu menjembatani antara produsen dengan penyalurnya. “Kalau ini terjadi maka perekonomian Bali akan luar biasa,” sebutnya.

Bukan hanya itu saja, setiap tahunnya akan ada penanaman sejenis hibrida baru. Sebut saja, jenis buah-buahan yang kualitasnya seperti di Thailand. Kalau saat ini, buah-buahan yang ada seperti biasanya. Perlu ada varian baru, sehingga produk Bali bisa memenuhi hotel. Produk itu dibuat berkualitas, sehingga memiliki karakteristik produk Bali, yang buahnya cantik dan menarik.

Artinya, akan ada anggapan kalau datang ke Bali, buah-buahnya sangat bagus-bagus. “Maka, itulah yang semestinya dijaga oleh pemerintah melalui petugas lapangannya. Hal itu, juga bisa melalui Perumda yang bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan dinas lainnya, sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Greg Hoehn, GM Baru The Edge Bali: Ciptakan Momen Tak Terlupakan, Terapkan Praktik Keberlanjutan

“Kita di hotel pasti mau membeli produk melalui Pergub tersebut tanpa terkecuali. Kami tidak akan bisa membeli dari produsen lainnya, karena Pergub itu yang sudah mengikat. Kami tidak bakalan berani megambil produk luar, apalagi impor. Kecuali tidak ada dihasilkan di Bali,” papar pria yang sudah puluhan tahun bekerja di industri perhotelan ini. [ana]

Shares: