Art & Culture

Anak-anak Muda Merayakan Sastra dan Budaya Bali, Ketika Berjumpa di ARTOTEL Sanur

DENPASAR, balitourismnow.com – Lobby ARTOTEL Sanur tak hanya menjadi ruang memajang lukisan para perupa muda, tetapi juga menarik sebagai tempat diskusi sastra. Lihat saja pada acara Press Call Bali Berkisah yang digelar, Kamis, 20 Maret 2025 dihadiri anak-anak muda.

Narasumber yang hadir tampak bersemangat memaparkan pengalaman mereka, bahkan menginspirasi peserta yang hadir. Made Chandra seorang perupa muda yang medapatkan pengalaman mengeksplorasi wayang Kamasan.

Sementara Putu Tiwi seorang penulis dan akademisi dengan fokus pada sosiologi gender dan budaya bercerita tentang karya buku yang ditulisnya sebagai bentuk perjuangan hak perempuan dalam menentukan sebuah keputusan.

Wangsa Loka seorang Travel Content Creator yang menuangkan pengalaman perjalanannya dalam buku “Kelana, Paths Will Guide You toFind the Soul” yang segera terbit. Ia juga bercerita tentang pengelamannya traveling ke India tanpa ada teman.

BACA JUGA:  ARTOTEL Sanur Returns With A Solo Art Exhibition Titled ‘Harmony’

Selanjutnya Carma Mira, penulis dan dosen Sastra Jawa Kuno di Universitas Udayana, bercerita isi bukanya. Ia juga menceritakan kumpulan cerpen berbahasa Bali berjudul “Blabur ring Pasisi Sanur” yang akan diluncurkan pada Festival Bali Berkisah.

Sementara bagi para pemenang menulis puisi menampilkan karyanya melalui acara baca puisi yang digelar secara bergiliran. Baca puisi diawali dari Luh Putu Ira Vinaya Putri siswi SDN 2 Dangin Puri membaca puisi “Baliku Jayalah” sebagai pemenang untuk kategori SD.

Lalu Ida Ayu Saira Suamba siswi SMP Taman Rama Jimbaran untuk kategori tingkat SMP membaca puisisnya berjudul “Luka di Tanah Surga”. Ni Made Agustini Ayu Candri Pratiwi siswi SMA N 1 Kubu yang membaca karya puisinya yang berjudul ”Blabar”.

Mereka tampil dengan bahasa yang kuat, intonasi, gaya serta penjiwaan yang seakan menggetarkan hati para pengunjung yang didominasi anak-anak muda itu. Sementara, lukisan yang menghiasi Lobby ARTOTEL Sanur, tempat mereka tampil pun menambah suasana lebih menarik.

BACA JUGA:  ARMA Museum dan Why Not Café Ubud Gelar Charity Concert ‘Wake Up Ubud’

Program Manager Bali Berkisah, Gustra Adnyana mengatakan, Festival Berkisah akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 22-23 Maret 2025 di Graha Yowana Suci sebagai venue utama, dan di ARTOTEL Sanur dan The Meru Sanur, SDN 11 & 15 Dauh Puri Denpasar.

Acara ini menghadikan para narasumber muda sebagai suara-suara baru dalam dunia literasi, seni, dan budaya Bali. Hal itu membuktikan, Bali Berkisah tidak hanya merawat kisah-kisah lama, tetapi juga membuka ruang bagi generasi muda untuk menginterpretasikan ulang warisan budaya.

Festival Bali Berkisah ini sebagai sister festival dari Ubud Writers & Readers Festival yang hadir sebagai ruang perjumpaan bagi anak muda untuk menyelami kekayaan sastra dan budaya Bali.

“Festival ini berkeinginan menciptakan ruang bagi penulis, seniman, dan masyarakat untuk terus menggali, mendokumentasikan, serta menghidupkan kembali cerita-cerita ini,” jelasnya.

BACA JUGA:  ‘Restful Retreat’: Paket Spesial Nyepi di ARTOTEL Sanur – Bali

Festival ini tidak sekadar merayakan literasi, tetapi juga menjadi wadah eksplorasi isu sosial-budaya melalui diskusi, karya kreatif, serta pertemuan lintas disiplin seni. Festival ini berupaya menyebarkan kecintaan pada sastra, budaya, dan kearifan lokal Bali kepada generasi penerus.

Bali Berkisah akan menghadirkan 37 penulis, seniman, dan budayawan muda Bali yang akan berbagi kisah dan wawasan dalam berbagai format acara, termasuk mendongeng, bincang-bincang inspiratif, lokakarya kreatif, tur sejarah, peluncuran buku, diskusi sastra, hingga pertunjukan seni.

Festival ini juga menjadi kesempatan istimewa bagi para penikmat sastra untuk bertemu dengan penulis senior Bali, seperti Wayan Jengki Sunarta, Tan Lio Ie, dan Mas Ruscita Dewi. Festival ini juga mengundang Dee Lestari dan Henry Manampiring akan turut dalam percakapan lintas budaya.

Ada begitu banyak kisah berharga dari Bali, baik yang berasal dari tradisi maupun yang muncul dalam realitas sosial saat ini, yang perlu dirawat dan dibagikan ke generasi berikutnya. Acara ini mencakup pameran seni, piknik sastra, pembacaan puisi, serta klub buku.

BACA JUGA:  Pentaskan Pragmentari Sapuh Leger, ST Eka Karya Bhakti Desa Padangbulia Ingatkan Hidup Harmonis

Acara itu berlangsung di beberapa titik di Denpasar, Kuta, dan Seminyak. Selain itu, Bali Berkisah turut menyelenggarakan lomba menulis puisi yang mendapat antusiasme tinggi dari puluhan siswa-siswi tingkat SD, SMP, dan SMA se-Bali.

Pendiri Yayasan Mudra Swari Saraswati dan Ubud Writers & Readers Festival, Janet DeNeefe mengatakan, inisiatif ini bertujuan untuk merangkul komunitas di luar lingkaran sastra konvensional, membuka ruang dialog baru.

Termasuk pula menemukan lebih banyak pencerita yang siap berbagi kisahnya tentang Bali. “Bali Berkisah lahir dari kecintaan kami terhadap sastra dan budaya Bali. Ini untuk menghadirkan ruang bagi generasi muda dalam merayakan dan mengembangkan warisan mereka,” ucapnya.

Festival ini bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang membangun komunitas, berbagi cerita, dan menginspirasi satu sama lain. “Kami berharap Bali Berkisah menjadi tempat di mana tradisi dan inovasi bertemu, melahirkan kisah-kisah baru yang terus hidup di masa depan,” ujarnya. [ana]

Shares: