Art & Culture

Yayasan Kesenian Sadewa dan Komunitas Disabilitas Tunanetra Luncurkan Album Digital ‘Arah Suara’

MANGUPURA, balitourismnow.com – Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra Denpasar meluncurkan perdana bertajuk “Arah Suara”. Peluncuran itu akan dilaksanakan pada 11 Mei 2025 di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar.

“Selain peluncuran album, Yayasan juga menggelar pentas musikalisasi puisi sebagai bentuk apresiasi terhadap talenta dan semangat berkarya teman-teman disabilitas netra,” kata Ketua Yayasan, Ryan Indra Darmawan saat pres konferensi di The Keranjang Bali, Senin 5 Mei 2025.

Ryan Indra Darmawan mengatakan, peluncuran album ini bertujuan untuk membuka ruang ekspresi, memperkuat kepercayaan diri, dan mendorong partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam dunia seni dan budaya.

“Album ini merupakan wujud nyata dari program seni inklusif yang mendorong ekspresi dan pemberdayaan penyandang disabilitas melalui musik dan puisi,” papar Ryan Indra Darmawan senang.

BACA JUGA:  Legong Gaya Peliatan Tampil di Paris Expo Tahun 1931, Promosi Bali di Luar Negeri

Dalam album itu terdapat 10 musikalisasi puisi, yang terdiri dari 5 musikalisasi berbahasa Bali dan 5 musikalisasi berbahasa Indonesia. “Setelah diluncurkan, album digital “Arah Suara” itu akan tersedia di berbagai platform musik digital seperti Spotify dan YouTube,” jelasnya.

Puisi berbahasa Indonesia, seperti Dongeng dari Utara – Made Adnyana Ole, Di Musim yang Lain, Aku Kembali – Ulfatin C. H, Surat Kertas Hijau – Sitor Situmorang, Pada Kematian Aku Bernaung – Cok Sawitri, san Satu Perahu – Wayan Jengki Sunarta.

Puisi berbahasa Bali, seperti Petapa Aksara – Mas Ruscita Dewi, Blabar Momo – Ni Kadek Widiasih, Gending Pragina – Tatukung, Kayu Cenana – Ki Dusun, dan Puisi Kangen – Made Sanggra.

Ryan Indra Darmawan menambahkan, sebelumnya Yayasan Kesenian Sadewa Bali sempat membuat drama musikal yang dipentaskan di Gedung Ksirarnawa, Taman Busata Bali pada tahun 2019, dan berkolaborasi menggarap musikalisasi puisi bersana Heri juga.

BACA JUGA:  ARMA Museum dan Why Not Café Ubud Gelar Charity Concert ‘Wake Up Ubud’

Ketua Yayasan Pendidikan Dria Raba, Ir. Ida Ayu Pradnyani Manthara mengatakan, peluncuran album ini merupakan garapan ketiga kalinya. Anak-anak tuna netra ini memang jago dalam bidang tarik suara dan musik, sehingga nyaris tak ada kesulitan saat berproses.

“Mungkin, awalnya puisi itu asing bagi mereka. Tetapi, setelah diperkenalkan dan dicoba mereka sangat mampu melakukannya. Ini menjadi pengalaman yang luar biasa. Semula terasa asing, ternyata bisa dimainkan,” ungkapnya senang.

Heri mengaku untuk menggarap album ini dirinya mengalami tantangan pada skill permainan, karena ada permainan yang mungkin membutuhkan waktu agak panjang untuk bisa dimainkan. Termasuk dalam menyamakan imajinasi yang butuh waktu lama.

“Saya awalnya bingung untuk menyamakan imajinasi mereka. Saya mencobanya dengan menciptakan mood. Maka kebih banyak bercerita untuk merangsang imajinasi mereka. Kini justru mereka memiliki kelebihan pada kekuatan rasa,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Workshop Konten Digital di Bulan Bahasa Bali VII: Cara Meningkatkan Kegemaran Generasi Muda Menggunakan Bahasa Bali

Karena itu, kalau menjelaskan rasa mereka paling cepat menangkapnya, bahkan lebih ke dalam perasaannya. “Mereka terkadang merasakan dan memberitahu, kalau perminan gitar saya yang fals. Itu artinya mereka sanga peka,” imbuhnya. [ana]

Shares: