BANGLI, balitourismnow.com – Dermaga Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali yang biasanya ramai dengan wisatawan, pada Sabtu 17 Mei 2025 tampak berbeda. Dermaga yang menjadi kawasan wisata ini diramaikan anjing lucu dengan berbagai trah.
Suasana pagi yang mulai menghangat, orang-orang yang didominasi para penghobi anjing mengajak binatang peliharaannya. Mereka berpakaian rapi, bahkan seperti busana kantoran memamerkan kelucuan dan keindahan binatang berkaki empat mereka.
Itulah suasana Kontes Anjing Kintamani dan All Breed bertajuk “Bali Dog Show 2025” yang digelar oleh Perkumpulan Kinologi Indonesia (PERKIN) Bali bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bangli dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Bangli ke-821.
Bali Dog Show 2025 dibuka oleh Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari para peserta dan pecinta anjing dari Bali dan luar daerah. Kali ini diikuti oleh 118 ekor, dan khusus untuk anjing kintamani 42 ekor, siasanya all breed, semua trah.
Ketua panitia, I Putu Ricang Kusumajaya menjelaskan, event ini menjadi momen penting bagi dunia kinologi di Indonesia, khususnya di Bali. Ajang ini bertujuan untuk mengangkat keberadaan anjing trah Kintamani.

Peserta yang berasal dari luar daerah, seperti Surabaya, Solo, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, dan Malang. Untuk Bali, dari Denpasar, Kuta, Ubud, Ungasan, dan Bangli. Kategorinya, ada baby, puppy, remaja, dewasa, dan champion. Penilaiannya berdasarkan anatomi, karakter, dan gerak.
“Bali Dog Show ini sebagai wujud pelestarian dan penghargaan terhadap warisan budaya lokal berupa Anjing Kintamani, Bali, yang telah diakui secara nasional maupun internasional,” ujar Ricang yang juga menjabat sebagai Ketua Perkin Bali itu.
Karena itu, Perkin Bali menghadirkan dua juri dari luar negeri untuk menilai dan mencari anjing terbaik di kontes ini, yakni Jira Sattapunkeeree asal Thailand, dan Peter Primrose dari Australia. Dalam penilaiannya didampingi dua juri asal Indonesia Martin Riady dan Andi Hudono.
Putu Ricang Kusumajaya kemudian berharap, acara ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, namun juga menjadi wahana edukasi, promosi, dan penguatan rasa persaudaraan antar pencinta dan pelestari anjing ras di Indonesia. Termasuk memperkenalkan pariwisata Bangli dan Bali.
“Kami berharap dukungan dari berbagai pihak khususnya Pemerintah Provinsi Bali agar dapat melaksanakan rencana menggelar event Dog Show bertaraf internasional di Pulau Dewata. Event dog show internasional terakhir yang berlangsung di Swiss itu diikuti 9200 peserta,” paparnya.
Jika Dog Show bertaraf internasional digelar di Bali, makan akan berdampak signifikan kepada pariwisata Bali. “Bayangkan ribuan anjing dari seluruh dunia mengikuti event ini. Belum lagi si pemilik anjing yang akan datang bersama keluarganya,” paparnya meyakinkan.
Bupati Bangli dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Dog Show ini karena mengangkat anjing kintamani secara nasional dan internasional. Event ini diharapkan agar masyarakat dapat mengambil peluang bisnis dan ekonomi dari anjing kintamani ini.
“Kontes Anjing Kintamani dan All Breed ini sebagai ruang komunikasi dan peningkatan kualitas trah anjing lokal. Kami melihat ini sebagai langkah strategis memperkuat identitas local,” kata Bupati Sedana Arta yang menekankan pentingnya penyelenggaraan kontes ini.
Anjing kintamani memiliki keunggulan. Jika dirawat dengan baik, akan mampu menyaingi anjing ras lain dalam hal penampilan dan kecerdasan. Maka itu, dukungan penuh diberikan terhadap penyelenggaraan event serupa, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Hal ini, untuk mendorong pemurnian dan promosi anjing kintamani sebagai warisan budaya dan aset kebanggaan daerah Bangli. Termasuk promosi pariwisata di Kintamani. “Semoga acara ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang anjing, khususnya trah anjing kintamani,” harapnya.
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pelestarian terhadap anjing kintamani, yang tidak hanya dikenal sebagai ras asli Bali, tetapi juga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati kawasan Batur UNESCO Global Geopark.
Kontes seperti ini sangat penting untuk menjaga status pengakuan internasional dari Federation Cynologique Internationale (FCI) terhadap anjing kintamani. “Bila tidak rutin diadakan kontes, maka pengakuan FCI terhadap anjing kintamani berisiko dicabut,” ungkapnya.
Maka dari itu, kontes ini tak hanya soal hobi, tapi bentuk komitmen pelestarian. Selain menjaga kemurnian trah, kontes ini juga ditujukan untuk membangun kecintaan masyarakat terhadap anjing kintamani, serta mendukung regenerasi pemuliaan yang berkelanjutan. [ana]