Hotel

Bule Ramai-ramai Melepas Tukik: Hotel Griya Santrian Rayakan HUT ke-53, Konsisten Jaga Usaha Pariwisata Berkelanjutan

DENPASAR, balitourismnow.com – Puluhan wisatawan asing tampak sangat bahagia ketika diberi kesempatan ikut melepas tukik di Pantai Sanur, Kota Denpasar, Senin 26 Mei 2025. Mereka menunggu aksi peduli lingkungan itu sejak pagi untuk dapat ikut berpartisipasi.

Ketika waktunya tiba, warga asing yang sedang berwisata di Pulau Dewata ini sudah memegang gelas batok kelapa yang didalamnya berisi seekor tukik. Mereka kemudian melepas tukik itu ke laut, setelah diberi aba-aba oleh MC. Tukik merayap ke laut, lalu hilang dihempaskan air.

Itulah kemeriahan melepas tukik dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Griya Santrian a Beach Resort & Spa. Acara penuh kebersamaan ini dipimpin oleh owner Ida Bagus Gede Sidharta Putra serta diikuti staff dan karyawan Griya Santrian.

Kegiatan melepas anak penyu ke alam liar ini, juga menjadi atraksi wisata yang disaksikan oleh pata wisatawan yang sedang menikmati alam pantai pagi itu. Wisatawan yang sedang jalan-jalan atau naik sepeda berhenti sejenak untuk menyaksikan para bule melepas latkan tukik.

BACA JUGA:  FOX Frights Night Gelar Acara Makan Malam Halloween yang Unik dan Menyenangkan

Acara penuh kebersamaan ini dipimpini mengusung tema ‘Walking on The Milestone of 53 Years’ bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan ekosistem penyu di Bali. “Tukik yang dilepaskan ini berasal dari telur penyu hijau,” ucap Ida Bagus Gede Sidharta Putra.

Tokoh pariwisata yang akrab disapa Gusde itu mengatakan, Pantai Sindhu merupakan habitat asli penyu untuk bertelur, sehingga tukik yang dilepaskan ini pun berasal dari telur penyu hijau itu.

Dulu, jelas Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kota Denpasar ini, sepanjang pesisir Pantai Sanur merupakan habitat alami penyu untuk bertelur, di bawah pohon pandan yang tumbuh subur di sepanjang pantai.

Puluhan wisatawan asing melepas tukik memperingati HUT ke-53 Griya Santrian/Foto: ana

Sejak pelepasan tukik pertama kali dalam perhelatan Sanur Festival (Sanfest) pada 2006, jumlah penyu yang kembali bertelur di pesisir Pantai Sanur terus meningkat, terutama pada bulan April hingga Agustus. “Semakin tahun semakin banyak penyu naik bertelur,” imbuh.

BACA JUGA:  The Apurva Kempinski Bali Rayakan Inklusivitas dan Semangat Juang melalui 'Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries'

Pelepasan tukik ini sebanyak 53 ekor, sebagai komitmen Griya Santrian untuk tetap konsisten menjaga usaha pariwisata yang berkelanjutan. Termasuk menjaga budaya yang diwariskan oleh para pendiri akomodasi yang kental dengan budaya Bali ini.

Pelepasan tukik ini menjadi kegiatan rutin setiap ada acara, sehingga kawasan ini menjadi ekosistem yang berkelanjutan bagi penyu hijau. Pelepasan tukik yang dilakukan secara masif inilah yang menyebabkan penyu kembali bertelur di pantai berpasir ini.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga ekosistem alami penyu di wilayah tersebut. Sepanjang garis pantai Griya Santrian sudah lama merupakan salah satu lokasi pilihan penyu untuk bertelur,” imbuhnya.

Kegiatan tahunan ini turut mendukung keberlanjutan hidup tukik sekaligus mengedukasi komunitas dan tamu hotel dari seluruh penjuru dunia mengenai pentingnya penyu sebagai bagian ekosistem laut dan bahwa semua perlu turut berpartisipasi dalam melestarikan satwa ini.

BACA JUGA:  FOX Hotel Jimbaran Beach Bali Tawarkan Pengalaman Menginap Mewah, Modern dengan Sentuhan Bali

Acara pelepasan tukik ini adalah bagian agenda tahunan lingkungan Griya Santrian, sebagi resor yang senantiasa menerapkan konsep Tri Hita Karana. “Saya mengucapkan apresiasi kepada semua pihak yang peduli terhadap lingkungan dan pelestarian Satwa langka, sehingga semua dapat terjaga dengan baik,” ucapnya.

Selain melepas tukik, perayaan juga diisi dengan sejumlah kegiatan sosial, seperti donor darah, memberi bantuan kepada panti asuhan, lomba memasak antar staf sebagai upaya meningkatkan skill dan kegiatan sosial lainnya. Termasuk bersih pantai hingga ke areal Pura Tanjung Sari.

Gusde mengatakan, Griya Santrian Resort ini, menjadi cikal bakal dari berdirinya kelompok usaha Santrian Group yang didirikan oleh pengusaha lokal Sanur. Selain Griya Santrian, bisnis di bawah Santrian Group, seperti Puri Santrian, The Royal Santrian, dan usaha-usaha kecil lainnya.

“Ini tentu berkah dari pariwisata yang dikelola oleh pengusaha lokal yang harus dilanjutkan spiritnya. Mudah-mudahan bisa lebih maju lagi ke depannya. Lima dasawarsa bergerak dibidang pariwisata, kami merasa berkah bisa hidup sangat panjang,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Keistimewaan ‘Maret’ di THE 1O1 Bali Fontana Seminyak

Kondisi pariwisata saat ini menjadi tantangan perusahaan industry. Bukan hanya satu dekade, tetapi situasi tahunan juga sudah sempat dirasakan, mulai dari gunung meletus, Covid-19, teroris dan sebagainya. “Tentu pariwisata itu sangat mudah rapuh dengan isu-isu sensitif,” ucapnya.

Bali kemudian diharapkan tetap menjadi primadona bagi wisatawan. “Mudah-mudahan di tahun 2025 ke atas, Bali tetap menjadi primadona. Tentu kita bisa menjaganya melalui hotel-hotel seperti kita, dengan menjaganya untuk Bali,” pungkas Gusde. [ana]

Shares: