Kuliner

The Shady Pig Perkenalkan Gaya Bersantap Baru: Koktail Dulu, Hidangan Kemudian

MANGUPURA, balitourismnow.com – Lama tak ke The Shady Pig, tempat versantap ini kini perkenalkan gaya bersantap baru. Itu artinya, speakeasy ikonik Bali ini terus berevolusi melalui sajian yang dipadukan dengan koktail khas. Suasananya berbeda, rasanya pun juga beda.

The Shady Pig, bagian dari Gaya Bersantap Baru The Shady Family dan salah satu ikon skena bawah tanah Bali, kini menulis babak baru yang mempertemukan dapur dan bar dalam satu kesatuan pengalaman.

Sejak awal, tempat ini bukan sekadar soal minuman, melainkan soal cerita, suasana, dan keberanian untuk bereksperimen. Dan kini, semuanya bermula dari rasa. Pengalaman bersantap à la carte terbaru ini membalik cara pandang konvensional.

Di The Shady Pig, koktail bukan pelengkap, tetapi justru jadi titik awal. Setiap hidangan dirancang sebagai respons terhadap koktail, melalui kolaborasi antara Chef Lius dan Head of Beverage, Jonathan.

BACA JUGA:  Masuk Daftar 10 Restoran Terbaik di Indonesia, Shelter Pererenan Dianugrahi ‘Prestige Gourmet Gold Award 2025’

“Perpaduannya lahir dari bahan yang sama, tekstur yang saling menguatkan atau narasi budaya yang saling terhubung. Ini bukan sekadar kecocokan rasa, melainkan harmoni, kejutan, dan tujuan yang berpadu dalam setiap sajian,” ucap Jonathan.

Menu di The Shady Pig terinspirasi dari cita rasa Eropa, khususnya Italia dan Prancis, namun tetap dengan sentuhan khas “Shady”. Hidangan disajikan agar mudah disantap, dibagi, dan tetap nikmat dinikmati, baik saat duduk santai maupun berdiri sambil menikmati musik.

Mulai dari pinchos (tusuk sate ala Spanyol), sandwich gourmet, hingga small plates, semuanya dirancang untuk suasana santai dan interaktif. Formatnya kasual, bersifat sosial, tanpa pretensi—hanya rasa yang kuat dan kebersamaan yang hangat.

Beberapa pasangan menu andalan antara lain Bloody Pristine yang disajikan bersama wagyu beef tartare, memanfaatkan bahan dasar yang sama antara dapur dan bar untuk menciptakan sinergi sejak awal. Kehadiran Cap Town Bees Knees ini akan mencuri perhatian.

BACA JUGA:  Kolaborasi Chef Nic Vanderbeeken dan Chef Jeremy Hunt Sajikan Menu Degustasi Tujuh Hidangan

Sebab, pepaduan dengan fish crudo yang menggunakan lada Andaliman, sebuah penghormatan terhadap tradisi kuliner Batak. Semua pasangan ini dirancang dengan pendekatan flavour-first: menyatukan kontras, koneksi, dan keterampilan dalam racikan.

Mulai pukul 7 malam hingga 11 malam, The Shady Pig menghadirkan suasana speakeasy yang autentik: ruang tersembunyi, musik blues, pencahayaan temaram, dan sudut-sudut yang nyaman. Namun, saat pukul 11 malam tiba, suasana berubah total.

DJ mengambil alih, irama naik, dan atmosfer bergeser dari intim menjadi penuh energy, speakeasy berubah menjadi playground malam hari. Baik datang untuk menikmati koktail, mencicipi hidangan, atau menikmati suasana malam di sini, semuanya terasa pas.

Konsep baru ini mencerminkan identitas inti dari The Shady Pig, melakukan segala sesuatu dengan cara yang berbeda, namun tetap penuh makna. Ruang yang kini lebih luas memberikan keleluasaan bagi The Shady Pig untuk mengeksplorasi visi kreatifnya lebih jauh.

BACA JUGA:  Hatten Wines Pionir Pembuat Wine di Bali

Sat itu, menghadirkan hidangan dan minuman yang bisa dinikmati secara terpisah, namun terasa lebih istimewa saat dipadukan bersama.

“Program pairing akan terus diperbarui secara berkala dengan eksperimen rasa, set menu baru, dan berbagai kejutan yang membuat pengunjung ingin datang kembali,” imbuh Jonathan.

Tempat ini menyediakan 40 kursi tersedia setiap malam. Tamu walk-in tetap diterima selama tempat masih tersedia. Peluncuran ini sekaligus menjadi pembuka untuk Perayaan Ulang Tahun ke-5 The Shady Pig, yang akan berlangsung pada 24–29 Juni.

Lima malam penuh keseruan. Tiga belas bartender dari berbagai penjuru Asia. Bar takeover tanpa henti. “Sebuah perayaan yang merayakan rasa, narasi, dan gaya khas The Shady: berani, ekspresif, dan penuh karakter,” ucapnya serius. [rls]

Shares: