KARANGASEM, balitourismnow.com – Pernah jalan-jalan ke Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem? Desa ini memiliki potensi sebagai desa wisata mesti dikembangkan untuk pemerataan sekaligus mendukung ekonomi masyarakat.
Secara geografis, Desa Antiga terletak di pesisir laut dengan kontur wilayah perbukitan, sehingga memiliki potensi besar untuk pengembangan wisata bahari. Desa Antiga juga memiliki hasil perkebunan yang menjanjikan yang dapat mendukung Antiga sebagai desa wisata.
Beberapa jenis buah-buahan, seperti kelapa, durian, duku, dan manggis juga tumbuh di wilayah banjar tertentu. Komoditas yang paling menonjol adalah buah sawo, yang tumbuh hampir di setiap pekarangan rumah warga, khususnya di Banjar Kaler dan Banjar Kelod.
Sayangnya, karena keterbatasan dalam manajemen dan inovasi, buah sawo selama ini hanya dijual dalam bentuk mentah kepada para pengepul untuk dipasarkan ke luar daerah. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih untuk meningkatkan nilai jual dan pendapatan masyarakat.
“Inilah alasan Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali melalui Program Studi D-III Perhotelan melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Antiga,” kata Ketua Panitia, I Made Rony Mulia Kusuma Putra, S.Tr.Par.,M.Tr.Par pada acara pelatihan, Jumat 13 Juni 2025.
Desa ini memiliki alam yang indah, suasana sejuk dan budaya masyarakat masih terpelihara dengan baik. Budaya gotong royong, sebuah kerja sama dan saling membantu antar anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama masih lestari sampai saat ini.
“Kegiatan ini merupakan perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang rutin kami laksanakan setiap semester. Kali ini, memberikan pelatihan pengolahan keripik sawo untuk meningkatkan daya saing, juga optimalisasi potensi pertanian sawo,” paparnya.

Desa Antiga terdiri atas enam banjar dinas, yaitu Banjar Dinas Ketug, Kaler, Kelod, Tengading, Labuhan, dan Seraya. Desa ini juga sangat kaya terhadap produk pertanian yang dapat mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui hasil pertanian itu.
Kepala Desa Antiga, I Wayan Madra Arsana, S.E. yang menyambut baik kegiatan PkM ini memaparkan, selain potensi wisata, Desa Antiga juga memiliki hasil perkebunan yang berlimpah. Buah kelapa diolah menjadi produk VCO melalui kerja sama dengan PT Pertamina.
Selain itu, Desa Antiga juga mengelola potensi sumber mata air melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah memproduksi air minum dalam kemasan dengan merek “Melo”. Usaha ini sangat membantu masyarakat daklam mewujudkan pembangunan desa.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian dan kontribusi Politeknik Negeri Bali dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningklatkan daya saing,” ucapnya senang.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat serta dapat berlanjut secara berkesinambungan. Sebab, sawo merupakan komoditas yang paling menonjol karena tumbuh di setiap pekarangan rumah warga.
Tanaman sawo itu dipelihara dengan baik, khususnya di Banjar Kaler dan Banjar Kelod. “Kami rasa diperlukan perhatian lebih untuk meningkatkan nilai jual mereka. Semoga, pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat kami,” harapnya.
Di akhir sambutannya, Kepala Desa menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian dan kontribusi Politeknik Negeri Bali yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat serta dapat berlanjut secara berkesinambungan. [buda]


