GIANYAR, balitourismnow.com – Sinergi luar biasa antara spiritualitas, kesehatan, dan kepedulian sosial, Yayasan Jaya Pranidhana berhasil menyelenggarakan serangkaian kegiatan komprehensif di Ashram Munivara, Minggu, 22 Juni 2025.
Acara yang dipenuhi antusiasme ini merupakan buah kolaborasi erat dengan Yayasan Shantam Bhuana, yang merupakan payung bagi ajaran Kundalini Tantra Yoga dari Master Ketut Arsana, serta Om Ham Retreat & Resort.
Om Ham Retreat & Resort, berlokasi di Ubud, Bali, sebuah akomodasi dan pusat retret terkemuka yang tak hanya dikenal akan suasana damainya, tetapi juga program kesejahteraan holistiknya, termasuk yoga dan meditasi mendalam.
Resor ini bukan sekadar destinasi relaksasi, melainkan pilar penting yang aktif mendukung penyebaran Kundalini Tantra Yoga dan filosofi hidup sehat. Seluruh rangkaian kegiatan ini berlangsung intens sepanjang hari, dari pagi hingga malam.
Acara ini berlangsung di Ashram Munivara yang asri, Jalan Tirta Tawar, Banjar Abangan, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Inisiatif mulia ini secara khusus membidik ibu-ibu PKK dari Desa Abangan, Desa Junjungan, serta para Bhakta (pengikut spiritual) Ashram Munivara.
Namun, gelombang antusiasme yang tak terbendung meluas hingga menarik partisipasi luar biasa dari ibu-ibu PKK dari banjar lain, termasuk Banjar Kelabang Moding, Banjar Gentong, dan Banjar Padang Tegal, menunjukkan betapa relevan dan sangat dinantikannya program semacam ini di tengah masyarakat yang haus akan informasi dan dukungan.
Keberhasilan luar biasa acara ini mustahil terwujud tanpa dukungan para donatur utama yang berdedikasi tinggi, meliputi Goddess Retreat, Om Ham Retreat & Resort, Narasoma Homestay & Retreat, Mahata Bali, Nunamkhalu Private Villa & Spa, dan Wahana Wisata Sambhrama Ashram.
Kontribusi berharga juga mengalir dari berbagai donatur lain yang berhasil dihimpun dengan cermat oleh Om Ham Retreat & Resort, memperkuat fondasi kokoh bagi kegiatan sosial yang transformatif ini.
Pagi Penuh Tawa dan Pencerahan: Sesi Yoga Legendaris Bersama Master Ketut Arsana
Pagi hari di Ashram Munivara bergema dengan energi positif dan kegembiraan saat sesi Yoga Bersama Master Ketut Arsana dari Yayasan Shantam Bhuana dimulai tepat pukul 09.00 WITA. Sebanyak 30 peserta yang terpilih, sebagian besar adalah wajah-wajah akrab dari desa-desa sekitar Ashram.
Ditambah dengan komunitas yoga dari Monkey Forest, Ubud, dan sejumlah kecil peserta dari kota Gianyar yang mengetahui acara melalui platform Instagram, tampak sepenuhnya tenggelam dalam setiap gerakan dan instruksi.
Master Ketut Arsana, dengan karisma tak terbantahkan dan gaya mengajarnya yang khas, berhasil menciptakan atmosfer yang tak hanya penuh konsentrasi spiritual tetapi juga diselimuti tawa riuh. Ia tidak sekadar memandu peserta melalui pose-pose yoga yang esensial, tetapi juga menyisipkan humor yang cerdas, jenaka, dan mengena.
Celetukan-celetukan lucu mengenai manfaat yoga untuk kebugaran tubuh disambut gelak tawa lepas dari para ibu, menepis jauh kesan kaku dan serius yang mungkin melekat pada praktik yoga.
“Melihat senyum dan tawa lepas para ibu saat berlatih yoga adalah kebahagiaan terbesar yang tak ternilai,” kata Master Ketut Arsana yang mengungkapkan perasaannya mengenai acara tersebut.
Pendekatan Master Ketut Arsana yang menggabungkan kebijaksanaan spiritual dengan sentuhan humor personal ini membuat setiap peserta merasa termotivasi secara mendalam dan menikmati setiap momen. Sesi yoga ini bertransformasi menjadi lebih dari sekadar kesehat fisik, melainkan sebuah sesi kegembiraan, pencerahan ringan, dan koneksi batin.
“Yoga bukan hanya tentang pose fisik yang sempurna, tetapi tentang menemukan kebahagiaan dan kesehatan dari dalam, yang pada akhirnya akan terpancar keluar dan membuat hidup kita lebih bermakna,” imbuhnya.
Antusiasme peserta terpancar jelas dari bagaimana mereka mengikuti instruksi dan berinteraksi aktif, membuktikan bahwa esehatan dapat dicapai dengan cara yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
“Acara ini adalah wujud nyata dari kemanusiaan yang kami bawa dan perjuangkan bersama melalui Yayasan Jaya Pranidhana dan Yayasan Shantam Bhuana,” jelas Master Ketut Arsana senang.
Menyingkap Rahasia Alam: Workshop Herbal dan Kekayaan Lokal
Setelah sesi yoga yang menyegarkan jiwa dan raga, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Herbal berdurasi 30 menit yang dibawakan oleh Angga Wisnu Jati. Workshop ini dirancang secara jenius untuk membangkitkan kembali kesadaran masyarakat akan kekayaan tak ternilai dari tradisi penggunaan tanaman obat yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Angga Wisnu Jati dengan piawai memperkenalkan beberapa jenis tanaman yang seringkali diabaikan atau bahkan dianggap sebagai gulma liar, namun sesungguhnya menyimpan khasiat luar biasa yang dapat menjadi penunjang kesehatan optimal.
Para ibu peserta terperangah dan menunjukkan ekspresi terkejut yang jelas saat menyadari bahwa tanaman-tanaman seperti Meniran, yang berfungsi sebagai imunomodulator kuat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sementara Beluntas, yang secara tradisional digunakan untuk mendukung kesehatan reproduksi wanita; dan Kepiduh, yang diyakini berkontribusi pada perkembangan otak dan fungsi kognitif, seringkali tumbuh subur di pekarangan atau kebun mereka tanpa mereka sadari nilai pentingnya.
“Wah, itu tanaman yang sering saya temui dan diinjak, ternyata memiliki fungsi penting!” ujar salah seorang ibu, mewakili keterkejutan dan kekaguman tulus dari banyak peserta.
Lebih dari sekadar teori, Angga Wisnu Jati juga mendemonstrasikan cara sederhana namun efektif untuk mengekstrak manfaat dari tanaman-tanaman tersebut, memberikan pengetahuan praktis yang langsung dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Workshop ini tidak hanya menambah pengetahuan baru yang berharga, tetapi juga menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap alam sekitar dan kearifan lokal.
Penyuluhan Kanker: Sebuah Terobosan Edukasi yang Memecah Tabu dan Menyelamatkan Nyawa
Puncak acara yang paling dinanti dan menarik perhatian paling besar adalah sesi Edukasi Kanker Payudara dan Serviks yang diselenggarakan oleh Yayasan Bumi Sehat pada pukul 18.00 WITA. Sesi ini menarik perhatian luar biasa, terbukti dari kehadiran lebih dari 267 peserta, jauh melampaui ekspektasi awal.
Paling menggembirakan, audiens tidak hanya terbatas pada ibu-ibu PKK Banjar Abangan dan Banjar Junjungan yang menjadi target utama, melainkan juga melibatkan sebagian besar ibu-ibu PKK dari banjar-banjar lain seperti Banjar Kelabang Moding, Banjar Gentong, dan Banjar Padang Tegal.
Kehadiran yang meluas ini secara jelas menyiratkan betapa tinggi antusiasme dan kebutuhan mendesak akan edukasi kesehatan yang vital ini di kalangan ibu-ibu, yang selama ini mungkin kurang terjangkau informasi akurat.
Sejak tiba di meja registrasi untuk sesi edukasi kanker payudara dan serviks ini, para ibu sudah disambut dengan kehangatan dan asupan nutrisi yang istimewa. Mereka dibagikan snack sehat berupa kacang dan singkong rebus, serta teh jahe hangat, yang tidak hanya menjadi penambah energi tetapi juga simbol kepedulian mendalam terhadap kesehatan holistik mereka, sebelum memasuki inti sesi edukasi.
Sesi edukasi ini sangat krusial mengingat fakta bahwa kesadaran akan kesehatan organ reproduksi wanita dan payudara seringkali masih luput dari perhatian, atau bahkan dianggap tabu dan memalukan untuk dibicarakan secara terbuka di masyarakat.
Kanker serviks dan kanker payudara merupakan dua jenis kanker yang paling ganas dan banyak menyerang wanita di Indonesia, dan sayangnya, sering kali didiagnosis pada stadium lanjut. Hal ini bukan hanya karena kurangnya informasi yang mudah diakses, tetapi juga karena kuatnya rasa malu, ketakutan akan stigma sosial, atau keterbatasan akses terhadap fasilitas pemeriksaan dini yang memadai.
Banyak wanita cenderung mengabaikan gejala awal atau menunda pemeriksaan karena berbagai alasan yang tidak tepat, padahal penanganan dini adalah kunci utama untuk mencapai tingkat kesembuhan yang jauh lebih tinggi dan secara drastis mengurangi angka kematian akibat kanker.
Ibu Bidan Yos dari Yayasan Bumi Sehat, dengan nada tegas namun penuh empati dan pengertian, menekankan pentingnya menghilangkan rasa takut yang membelenggu untuk melakukan pemeriksaan dini.
Beliau menjelaskan bahwa risiko kanker bisa datang dari berbagai faktor yang kompleks, baik genetik, gaya hidup, maupun lingkungan, dan bahkan mereka yang merasa sehat pun bisa memiliki indikasi awal tanpa menyadarinya.
“Jangan takut untuk memeriksakan diri. Ibu-ibu yang merasa tidak mungkin terkena bisa jadi justru memiliki indikasi karena penyebabnya banyak faktor. Oleh karena itu, pengecekan sedini mungkin, setidaknya sekali setahun, sangat penting untuk mencegahnya sebelum terlambat,” tegas Ibu Bidan Yos, disambut anggukan setuju dan tatapan penuh harap dari para peserta.
Sebagai bentuk komitmen nyata Yayasan Bumi Sehat dalam upaya pencegahan yang proaktif, mereka juga mengumumkan jadwal kedatangan yang dianjurkan bagi ibu-ibu untuk melakukan Pengecekan Kanker Serviks melalui tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di klinik mereka.
Yang lebih menarik lagi, Yayasan Bumi Sehat menawarkan penanganan cryotherapy gratis bagi ibu-ibu yang terindikasi pra-kanker. Ini adalah langkah proaktif dan heroik yang sangat membantu dalam memastikan penanganan cepat dan efektif, sekaligus secara signifikan menghilangkan hambatan finansial yang mungkin menjadi kendala.
Sesi edukasi yang sangat informatif dan memicu kesadaran ini diawali dan diakhiri dengan pertunjukan liku kartonosebagai selingan ice breaking yang menghibur, menambah keceriaan dan suasana rileks di awal dan penghujung acara, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan.
Puncak Solidaritas: Pembagian Sembako, Harapan yang Menyebar Luas
Sebagai penutup rangkaian kegiatan yang penuh makna ini, suasana haru dan kebahagiaan menyelimuti Ashram Munivara saat acara diakhiri dengan pembagian 400 kantong sembako kepada seluruh peserta yang hadir.
Setiap kantong berisi kebutuhan pokok esensial berupa beras, telur, dan minyak, yang diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Namun, semangat berbagi tak berhenti di situ, ia melampaui batas lokal. Sisa sembako yang telah disiapkan juga disumbangkan kepada para bhakta di berbagai daerah serta bagi orang-orang yang sangat membutuhkan di wilayah lain seperti Buleleng dan Klungkung, secara signifikan memperluas jangkauan kebaikan dari kolaborasi ini.
Pembagian sembako ini bukan sekadar bantuan material belaka, melainkan wujud nyata dari kepedulian mendalam dan solidaritas yang tak tergoyahkan dari Yayasan Jaya Pranidhana dan seluruh mitra pendukungnya.
Momen ini menjadi penutup yang menghangatkan hati, mengukuhkan semangat kebersamaan dan saling berbagi yang menjadi inti filosofi di balik seluruh kegiatan ini.
Kolaborasi yang apik dan monumental antara Yayasan Jaya Pranidhana, Yayasan Shantam Bhuana, dan Om Ham Retreat & Resort, didukung penuh oleh para donatur berhati mulia, sekali lagi membuktikan komitmen kuat mereka dalam memberikan kontribusi positif yang berdampak nyata dan transformatif bagi peningkatan kesehatan, kesejahteraan, dan harmoni masyarakat.
Kegiatan ini bukan hanya sebuah acara sesaat, melainkan sebuah investasi jangka panjang yang krusial dalam kualitas hidup komunitas lokal, menanamkan benih kesadaran akan kesehatan dan nilai-nilai kebersamaan yang kokoh.
Dengan melihat antusiasme dan partisipasi yang luar biasa, diharapkan inisiatif serupa dapat terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk bergerak demi kemanusiaan yang lebih baik di seluruh penjuru Bali. [nny]


