DENPASAR, balitourismnow.com – Pariwisata Bali belakangan ini menjadi perhatian banyak pihak. Seperti ada kesan, kunjungan wisatawan ke Bali ramai, tetapi hunian hotel justru sepi. Hal ini, mendapat perhatian Penasihat Bali Sales and Marketing Community (BASCOMM), Gufron, CHA.
Gufron mengaku, dirinya sudah berbicara dan melakukan diskusi dibeberapa forum juga dengan asosiasi. “Kalau dibandingkan kunjungan di bulan Maret 2024 dengan Maret 2025, itu mengalami kenaikan sebesar 1,4 poin persen,” katanya.
Ini berarti jumlah wisatawan yang datang bertambah dibandingkan periode sebelumnya. Namun, isian kamar hotel justru sepi. “Saya rasa itu ada tiga penyebab, turunya hunian hotel belakangan ini,” imbuh Managing Director Alpa Hotel Management (AHM) ini serius.
Menurutnya, penyebab pertama itu karena jumlah kamar di Bali tahun 2024 dibandingkan tahuun 2025 itu pasti ada peningkatan kamar. Sebab, setiap tahun itu selalu saja ada hotel baru, villa baru dan home stay baru, juga lainnya.
“Penambahan kunjungan sebesar 1,4 poin persen di bulan Maret 2025 itu, mungkin tidak sebanding dengan jumlah kamar di Bali. Belum lagi, wisatawan itu menyebar di Bali. Tidak hanya di Bali Selatan, tetapi ada di Bali Timur, Bali Barat, sehingga ini harus di cek,” ucapnya.
Sementara penyebab kedua itu memang benar yang diberitakan media belakangan ini, bahwa ada bermunculan akomudasi ilegal, baik itu villa, home stay dan banyak pula wisatawan yang tinggal di rumah-rumah penduduk,” imbuhnya.
“Jadi, akomudasi illegal itu bukan satu-satunya menjadi factor, sehingga harus dilihat dan dicari datanya. Itu kemungkinan yang terjadi, sehingga pemerintah yang memiliki wewenang dalam hal ini, perlu melakukan pengecekan” sebutnya.
Gufrom menambahkan, kalau tamu-tamu itu tinggal di home stay mungkin hal yang biasa. Sebab di tahun 80-an banyak wisatawan yang tinggal di rumah-rumah penduduk. Mereka berbaur dengan masyarakat setempat, sehingga hanya perlu mencari datanya saja.
Lalu ketiga, Bandara Ngurah Rai Airport merupakan hub pariwisata nasional, sehingga kemungkinan ada yang yang datang ke Bali, lalu melanjutkan destinasi lain, seperti ke Gili Trawangan, Golo Mori dan destinasi lain.
Karena itu, BASCOMM selalu dan terus melakukan upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali, sehingga jumlah kamar yang tersedia itu seimbang dengan jumlah wisatawan yang datang ke Bali.
Beberapa waktu lalu, BASCOMM menyelenggarakan seminar pasar pariwisata yang sangat informative tentang pasar Rusia dan Timur Tengah. Bali sebagai tujuan wisata dunia sangat perlu membidik pasar Rusia dan Timur Tengah.
Pulau Dewata yang sangat kaya akan culture juga keindahan alam yang dipastikan menjadi daya tarik wisata yang unggul. “BASCOMM melihat posisi market Bali untuk Rusia dan Middle Eastcukup menjajanjikan, sehingga kami perlu mendapatkan inside yang lebih dalam dari kedua market tersebut,” pungkasnya. [ana]