Art & Culture

Ubud Food Festival 2025: Perayaan Penuh Kelezatan dan Keseruan, Pertemukan Ribuan Pecinta Kuliner

GIANYAR, balitourismnow.com – Sangat beruntung bagi mereka yang berkunjung, dan terlibat dalam ajang Ubud Food Festival yang memasuki tahun ke-10. Festival yang dibuka pada Jumat, 30 Mei 2025 itu benar-benar menjadi sebuah perayaan penuh kelezatan dan keseruan.

Ubud Food Festival ini mempertemukan ribuan pecinta kuliner dalam akhir pekan selama tiga hari yang penuh dengan kesempatan untuk mengeksplorasi hidangan khas daerah dan resep-resep yang menampilkan keberagaman budaya kuliner Indonesia.

“Ubud Food Festival ke-10 ini, para pecinta kuliner bisa mengeksplorasi kreasi kontemporer dari para chef terbaik di pulau ini, juga mencicipi ragam kuliner daerah yang jarang ditemukan di restoran luar negeri,” ujar pendiri dan direktur, Janet DeNeefe dalam konferensi pers sebelum acara pembukaan dimulai.

Selama tiga hari, lebih dari 100 chef, pengusaha restoran, aktivis pangan, dan inovator brilian berkumpul di Ubud mengambil bagian baik berbayar maupun gratis. Mulai dari long lunch dan makan malam yang disajikan oleh chef terkenal, food tour, special event, masterclass.

BACA JUGA:  Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud: Peringati Seratus Tahun Walter Spies di Bali

Termasuk chef’s table, hingga food talk gratis, sesi cooking demo, dan pertunjukan musik festival, menghadirkan perayaan meriah bagi para pecinta kuliner. Mulai dari cita rasa Banda, Sunda, Minangkabau, dan Nusa Tenggara Timur, hingga hidangan dari Maluku dan Papua.

Hal yang mesti dicatat, adalah keberagaman di festival kali ini yang menampilkan identitas kuliner bangsa yang luar biasa, namun sering kali kurang dihargai. “Ini sejalan dengan tema kami tahun ini “Heritage”. Kami sangat antusias mengundang semua orang untuk datang ke Taman Kuliner menikmati yang terbaik dari Festival ini,” lanjutnya.

Penghargaan bagi legenda hidup Bali

Ubud Food Festival ke-10 ini menganugerahkan Lifetime Achievement Award kepada legenda hidup Bali, Ni Made Masih. Ia dikenal sebagai Bu Made yang berhasil mengubah sebuah warung sederhana di Kuta yang didirikan pada 1969 menjadi institusi kuliner yang dicintai banyak orang.

Bu Made memadukan cita rasa tradisional dan keramahtamahan Bali, berhasil menarik perhatian masyarakat lokal maupun pengunjung dari seluruh dunia. Kini, Made’s Warung menjadi simbol warisan kuliner Bali, dengan cabang yang tersebar di seluruh Bali hingga ke Amsterdam.

BACA JUGA:  I Komang Martha Sedana Pamerkan ‘Jaruh’: Solo Exhibition ‘Secret Energy Xchange’ di TAT Art Space

“Bu Made memiliki komitmen yang tak kenal lelah, telah mengubah sebuah warung sederhana menjadi ikon budaya yang kaya akan tradisi, dengan sentuhan keramahtamahan Bali yang luar biasa,” tambah Janet DeNeefe.

Ubud Food Festival 2025/Foto: ist

Kuliner terkemuka Indonesia menjadi sorotan

Para pengunjung festival sangat kagum dengan penampila beberapa talenta kuliner terkemuka Indonesia. Aksi mereka bahkan menjadi sorotan di ajang festival tahun ini. Mereka antara lain Chef Kevin Wong peraih Michelin Green Star, Chef Made Dhanu inovator kuliner asal Bali.

Termasuk Chef Harry Mangat asal India sekaligus pemilik konsep nomadic pop-up dining, Chef Wan selebriti kuliner terkenal di Malaysia, Chef Rizal Bahalwan dari Banda Neira dan masih banyak lagi. Kemampuan mereka dalam mengolah menu membuat orang yang hadir terpesona.

Apalagi ketika, menghadirkan berbagai Special Events, seperti Mad Hatter’s Tea Party sebagai sebuah pengalaman afternoon tea yang benar-benar tak biasa. Acara ini berlangsung di taman penuh imajinasi di Museum Blanco.

BACA JUGA:  Meriah 'Festival Pesona Bau Nyale 2025' di The Mandalika

Kolaborasi Gareth Whitton dengan Chef Maxine Chene dari 7am Bakery yang begitu dicintai di Bali, tim Room4Dessert, dan Chef Sutedjo dari Fas.a.Fas yang menjadikan festival ini berbeda dengan ajang festival lainnya.

Sesi masterclass yang eksklusif

Program festival tahun ini menghadirkan beragam sesi Masterclass eksklusif yang mendapat respon masyarakat pecinta kuliner. Termasuk sesi Tea & Honey Tasting interaktif di Indus yang dipandu oleh Ni Made Roni dari Made Tea dan Ismail Marzuki dari Bali Honey.

Pada kesempatan itu, para pecinta teh dan madu dapat mengeksplorasi hubungan alami antara tanaman dan lebah. Acara ini fokus pada dumpling, sehingga peserta mendapatkan pengalaman langsung membuat dumpling tradisional Tiongkok bersama Mona Zeng dari Panda Kitchen.

Salah satu program yang paling dinanti dari festival ini adalah pengalaman Chef’s Table, momen ekslusif ini pengunjung dapat terhubung langsung dengan para talenta kuliner. Three Classic Indonesian Sweets: Up Close bersama Chef legendaris Sisca Soewitomo membawa putrinya, Novia ke sorotan dalam sesi pencuci mulut penuh nostalgia di Mozaic.

BACA JUGA:  Program Studi Musik ISI Bali Persembahkan 'Unity Concert' yang Memikat

Sementara itu, Chef Tyler Preston, sosok di balik Longtime di Canggu, mengundang para pecinta kuliner untuk menyaksikan langsung proses kreatif di dapurnya dalam pembuatan Roti dan Curious Burrata yang begitu digemari.

Panggung Food for Thought menjadi rumah bagi diskusi-diskusi menarik dan wawasan yang unik—ruang di mana para produsen dan konsumen dapat bertemu untuk berbagi cerita, bertukar ide, dan bersatu dalam mendukung masa depan industri kuliner yang dinamis dan berkelanjutan.

Dalam sesi Indonesian Gastro Diplomacy, para pembicara akan membahas peran kuliner dalam pertukaran budaya global. Sementara sesi Young Indonesian Spirit: Bringing Indonesian Cuisine to the World Map menyoroti semangat dan ambisi para koki muda yang ingin mengangkat kuliner Indonesia ke panggung dunia.Demo masak special

Para pengunjung festival memadati panggung Teater Kuliner, sorotan utama termasuk Susan Jung—penulis Kung Pao & Beyond dan kolumnis makanan untuk Vogue Hong Kong—yang akan membagikan resep ayam goreng ala rumahan.

BACA JUGA:  Exploring Heritage: Ubud Food Festival Reveals Its 2025 Theme

Selain itu, duo ibu-anak favorit, Janet DeNeefe dan Laksmi DeNeefe Suardana menghadirkan demo masak spesial yang merayakan dua hidangan sederhana, namun menghangatkan hati. “Kami antusias menghadirkan lebih dari 100 chef pelopor untuk meracik program Ubud Food Festival 2025 yang kaya akan warisan kuliner, inovasi, dan cita rasa!” ujar Janet DeNeefe.

Memang, sesi penuh rasa ini didukung oleh Ayam Brand Indonesia memadukan cita rasa yang menenangkan dengan kisah keluarga yang menyentuh, menghadirkan pengalaman kuliner yang benar-benar berkesan.

“Festival ini menyatukan para chef dan pecinta kuliner untuk melihat lanskap industry makanan secara menyeluruh—mulai dari para petani dan produsen, hingga ikon kuliner, menjadi sesuatu yang bisa menggugah selera setiap orang!” pungkas Janet DeNeefe.

Festival ini dibuka oleh Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati, organisasi di balik Festival ini, Dr. Drs. I Ketut Suardana, M.Fil.H, bersama Pendiri dan Direktur Ubud Food Festival Janet DeNeefe, legenda kuliner Indonesia Sisca Soewitomo, bintang baru gastronomi Asia Esca Khoo.

Ikut pula chef perintis perpaduan kuliner Timur dan Barat Cheong Liew, maestro dessert asal Australia sekaligus pemilik Tarts Anon Gareth Whitton, serta Pendiri dan Chef Patron Locaāhands Dick Derian, akan membuka Festival dengan konferensi pers di Indus Restaurant. [ana]

Shares: