DENPASAR, balitourismnow.com – Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) akan digelar pada 11–13 Juni 2025 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali. BBTF kali ini mengangkat tema “Indonesia: Preserving Green Nature and Cultural Heritage for the World”.
Ketua Panitia BBTF 2025 yang juga Ketua ASITA Bali, I Putu Winastra, S.AB, M.A.P mengatakam, BBTF sebagai sebuah pameran pariwisata terbesar di Indonesia bukan sekadar pertemuan bisnis biasa.
“Ini adalah platform strategis untuk memperkenalkan Bali sebagai pemimpin pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, serta menarik wisatawan premium dan investasi bernilai tinggi,” kata Putu Winastra pada pertemuan di Sanur, belum lama ini.
BBTF kali ini, tidak hanya menampilkan destinasi unggulan, seperti Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, dan Borobudur, tetapi juga memperkenalkan inovasi dalam tren pariwisata global melalui beberapa sektor strategis.
Pariwisata Spiritual dan Kebugaran diperkenalkan untuk peningkatan minat terhadap wellness melalui meditasi, yoga, dan kunjungan ke tempat suci untuk ketenangan batin dan keseimbangan hidup.
Pariwisata Medis dan Kesehatan, untuk menjawab meningkatnya minat wisatawan global terhadap layanan kesehatan berkualitas dalam suasana perjalanan yang nyaman.
Pariwisata Petualangan dengan berbagai keunggulan sangat digemari generasi muda untuk eksplorasi alam dan ekowisata autentik.
Wisata Mewah, yang menunjukkan pertumbuhan permintaan terhadap akomodasi eksklusif, layanan premium, dan pengalaman yang dipersonalisasi.
“Per 21 Maret 2025, BBTF telah mencatat partisipasi 192 perusahaan seller dari 6 provinsi (Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT), dengan 228 booth exhibitor dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Namibia,” papar Putu Winasta.
Sebanyak 206 perusahaan buyer dari 38 negara telah terdaftar, termasuk buyer baru dari Mauritius dan Lituania. juga dari UEA, Australia, Prancis, Filipina, dan India. BBTF 2025 akan menjadi panggung kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku industri, dan komunitas global.
Tiga program unggulan tahun ini, antara lain; Post Tour Signature Program yaitu promosi destinasi melalui perjalanan eksklusif ke berbagai daerah, Talkshow & Knowledge Sharing – diskusi dari para ahli tentang tren global dan strategi berkelanjutan.
Lalu, Networking & Exhibition – memperluas jaringan bisnis lintas benua, termasuk Timur Tengah dan Amerika Latin. “Ini strategis untuk memperkenalkan Bali sebagai pemimpin pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” tegas Putu Winasta.
BBTF 2025 adalah momentum strategis untuk menunjukkan bahwa Indonesia melalui Bali, tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat inovasi pariwisata global yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Mendorong pariwisata nasional yang berkualitas
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa memaparkan, komitmen pemerintah untuk mendorong pariwisata nasional yang berkualitas dengan menitikberatkan pada keberlanjutan, pemerataan manfaat, dan pelestarian budaya serta lingkungan.
Dua program prioritas yang diangkat adalah Gerakan Wisata Bersih, yang fokus pada pengelolaan sampah dan sanitasi destinasi, serta paket wisata 3B (Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara) guna mengurangi kepadatan di Bali Selatan dan mendorong pemerataan kunjungan.
Menurut Ni Luh Puspa, pariwisata berkualitas bukan hanya tentang peningkatan jumlah kunjungan, tetapi juga tentang bagaimana mengelola pertumbuhan tersebut secara bertanggung jawab.
“Melalui Gerakan Wisata Bersih dan pengembangan koridor wisata 3B, kami ingin memastikan bahwa setiap destinasi di Indonesia tumbuh dengan fondasi yang kuat: kebersihan, keberlanjutan, dan partisipasi aktif masyarakat lokal,” ujar Ni Luh Puspa.
Kedua program ini sejalan dengan strategi nasional untuk menjadikan keberlanjutan dan budaya sebagai pilar utama pariwisata Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menjabarkan program Gubernur Bali yaitu Satu Pulau, Satu Pola, Satu Tata Kelola. Program ini mendukung pariwisata nasional yang berkualitas, keberlanjutan, pemerataan manfaat, dan pelestarian budaya dan lingkungan.
Tjok Bagus Pemayun kemudian menyoroti tiga fokus utama Bali, yaitu pengelolaan sampah, penanganan kemacetan, dan perlindungan lahan produktif, yang selaras dengan tema BBTF mengenai pelestarian alam dan budaya.
Sugi Lanus budayawan Bali mengingatkan pentingnya kembali ke akar budaya Bali sebelum melakukan promosi masif. Ia menekankan pemahaman filosofi dan kearifan lokal, seperti tercermin dalam Prasasti Blanjong, harus menjadi dasar dalam pembangunan pariwisata yang autentik dan berkelanjutan.
Sugi Lanus kemudian mengajak masyarakat dan pemerintah untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya, seperti naskah-naskah lontar dan tradisi lisan, sebagai upaya menjaga jati diri Bali di tengah arus globalisasi.
“Dengan demikian, promosi pariwisata yang dilakukan akan memiliki fondasi budaya yang kuat dan autentik, sehingga dapat menarik wisatawan yang menghargai kedalaman budaya Bali,” sebut Sugi Lanus.
Ketua GIPI Bali dan BTB, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, peran Bali dalam memimpin transformasi pariwisata melalui diversifikasi produk, adopsi teknologi digital, dan kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat daya saing di tengah perubahan global.
Agung Partha menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sector, antara pelaku industri, akademisi, dan pemerintah—dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang adaptif dan berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, Bali tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga laboratorium hidup bagi inovasi pariwisata masa depan Indonesia.
BTB memainkan peran penting dalam menguatkan prinsip pengelolaan destinasi, sebagai wadah koordinasi strategis yang mewakili lebih dari 30 asosiasi industry pariwisata di Bali. Sinergi antar asosiasi menjadi kekuatan dalam mendorong pariwisata Bali berkelanjutan, berkualitas, dan berakar pada nilai-nilai lokal.
General Manager the Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika lalu berbagi wawasan tentang proyek infrastruktur yang mendukung pariwisata berkelanjutan, The Nusa Dua di bawah manajemen ITDC beri gambaran mengoperasikan instalasi pengolahan limbah air (WWTP).
Pengelolaan yang mendaur ulang lebih dari 3.200 m³ air per hari dan sedang membangun fasilitas pembangkit listrik dari sampah (waste-to-energy) berkapasitas 500 kW. Hal ini untuk mendukung aspek keberlanjutan.
Hotel Manager the Westin Resort Nusa Dua, Bali – BICC, Marco Di Pasquale menunjukkan komitmen pada pariwisata hijau melalui inisiatif seperti kompos organik, pengurangan plastik, dan program keterlibatan komunitas lokal.
Lalu, Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Bali, Kombes Pol. Musni Arifin, S.I.K., M.H., menyatakan, pihaknya akan memperkuat patroli, pengawasan, serta segera meluncurkan Mobile Police Tourism Unit dan Tourism Center untuk menangani wisatawan bermasalah dan menjamin keamanan destinasi pariwisata Bali. [ian]