MANGUPURA,balitourismnow.com – General Manager Sales FuramaXclusive Bali, Wayan Sumandia menanggapi santai terkait dorongan Gubernur Bali Wayan Koster agar hotel dan restoran di Bali menggunakan produk lokal Bali. Pasalnya, FuramaXclusive Resort & Villas Ubud telah memanfaatkan produk lokal.
“Kami di FuramaXclusive Resort & Villas Ubud hampir semua buah-buahan dan sayur-mayur memanfaatkan produk lokal Bali. Kami mendatangkan semua bahan itu dari daerah Bedugul,” kata Sumandia didampingi Cluster Marcom Manager, Esty, Selasa 4 Maret 2025.
Berbeda dengan daging dan bahan kue, sebagain didatangkan dari luar. “Sementara buah-buahan dan sayur-mayur itu bukan mengambil dari Desa Bindu dimana hotel ini berada, karena memang tidak ada produk istilahnya kami pakai dalam hotel,” lanjut pria asal Karangasem ini kalem.
Sementara ini produk local yang khusus dimanfaatkan dari desa ini, biasanya mengambil berupa bunga pacar. Bunga jenis ini diproduksi oleh masyarakat setempat, dan juga sebagai pekerja di FuramaXclusive Resort & Villas Ubud, yang memanfaatkan bunga itu untuk keperluan hotel.
Selama ini, kualitas produk lokal tang didatangkan dari Bedugul itu sesuai dengan kebutuhan hotel. Walau demikian, terkadang pula kurang dengan standar. “Disini perlu ada quality control, sehingga kualitas produk itu selalu bagus dan sesuai dengan standar hotel,” imbuhnya.
Dalam urusan produk lokal, FuramaXclusive Resort & Villas Ubud mempunyai perjanjian dengan suplayer dari Bali, sehingga kualitas selalu terjaga. “Kami selalu mencari partner atau suplayer yang memiliki komitmen dengan produk berkualitas,” tegasnya.
Kalau memang ada produk yang tidak sesuai dengan pesanan dari sisi kualitas, maka produk itu dikembalikan. “Mereka menerima barangnya dikembalikan, karena memang kita sepakat sesuai dengan standar hotel. Kita selalu mencari suplayer yang bisa menjaga kuality,” imbuhnya.
Jika itu adalah buah lokal yang bersifat musiman, maka buah itu disajikan di kamar pada saat tamu check in. Tamu yang baru datang diberikan buah local yang bersifat musiman itu, seperti salak, jeruk, markisa, dan lainnya. Buah musiman itu terkadang dipadu dengan pisang.
“Begitu tamu melakukan check in, maka kami berikan buah lokal. Hanya saja, bukan disajikan setiap hari. Tamu yang tinggal lebih dari tujuh hari, maka pada hari kesekian kami sajikan buah lokal kembali. Buah lokal ini juga diisi dengan cerita, sehingga menjadi lebih menarik,” ujarnya.
Bukan hanya itu, FuramaXclusive Resort and Villas Ubud juga memanfaatkan penduduk local sebagai pekerja hotel. “Untuk saat ini, 30 persen pekerja hotel merupakan penduduk setempat. Sementara, yang lainnya dari verbagai daerah di Bali,” terang Ketua Bali Villa Association (BVA) Badung ini.
Dulu, saat hotel ini dibuka 18 tahun lalu, penduduk local yang ada sebanyak 35 persen. Tetapi, dengan berjalan waktu maka banyak pekerja yang sudah pensiun. Hanya saja, posisi sebagai staff bukan pada posisi manajemen.
Sebagai staf, mereka banyak yang bertugas sebagai housekeeping, garden dan engineering dan security. Bahkan, mereka paling banyak sebagai security, karena mereka sendiri mengetahui wilayahnya, seluk beluknya, sehingga mereka dipercaya menjaga keamanan di wilayahnya.
Sumandia menjelaskan, memanfaatkan penduduk local itu sesuai dengan konsep yang dijalankan di FuramaXclusive Bali, yaitu memberdayakan masyarakat local. Dengan demikian, mereka dapat merasakan adanya hotel ini di daeranya sendiri.
Hal tersebut juga sebagai bagian dari penerapan konsep Tri Hita Karana yang harus dipenuhi FuramaXclusive Bali untuk sebuah keberkelanjutan. “Saya pikir ke depannya kita harus menambah pekerja lokal lagi, karena memang menjadi tujuan kita kedepannya,” sebutnya.
Dengan demikian, penduduk lokal benar-benar bisa menikmati adanya sebuah perusahaan atau usaha di daerahnya sendiri, dan diharapkan bisa menjaga budayanya sendiri.
“Apalagi, Bali mau menuju quality tourism, sehingga bisa memberdayakan orang local dengan budayanya. Adanya pariwisata ini di daerahnya, agar masyarakat local dapat menikmati manfaatnya,” pungkasnya. [ana]